Sedekah yang Dipaksakan dan Dibiasakan

Orang itu memang akan berat ketika bersedekah yang besar kalau tidak pernah dilatih.

.
Rep: Institut Daarul Qur'an Red: Retizen

Orang itu memang akan berat ketika bersedekah yang besar kalau tidak pernah dilatih. Contohnya kita, normalnya manusia diantara kita ini siapa sih yang tidak suka uang. Jadi pada dasarnya kita memang suka dengan uang tetapi kesukaan itu perlu untuk dilatih sesekali dianggap sebagai hal yang remeh. Sesekali anggaplah uang 100 ribu seperti uang dua ribu


Dalam bersedekah kita harus memaksakan diri, memaksa untuk melatih sedekah. Coba teman-teman ingat kembali apakah pernah sedekah dengan nominal yang besar? Kalaupun pernah biasanya itu karena terpaksa dengan keadaan. Sesekali memang harus dipaksa, misal traktir teman satu kampus cukup air minumnya saja sudah sampai 700 gelas.

Disisi lain akan muncul riya’ tentu ketika dilihat dalam tasawwuf kalau ada riya’nya maka sedekah tidak akan bernilai. Kalau fiqih itu tidak dibahas, mau riya’ atau tidak. Tapi riya’ itu akan hilang kalau kita sudah terbiasa.

Jangan sampai punya pemikiran untuk menghindari riya’ malah tidak sedekah, justru orang yang seperti itu akan menimbulkan riya’ yang lainnya. Malah hanya menjadi sebuah alasan agar tidak bersedekah. Maka jalan yang terbaik adalah langsung jalan nanti lama-lama akan ikhlas. Karena tidak mungkin pertama kali bersedekah langsung ikhlas.

Hakikat dari sedekah sendiri adalah untuk melatih diri, ketika orang memaksa diri sendiri maka hasilnya akan baik. Contoh ketika orang yang tidak pernah ikut jamaah lalu dipaksa untuk jamaah maka akan berat, namun untuk anak-anak santri yang terbiasa ikut jamaah akan sangat ringan. Itu karena mereka sudah sering melakukannya, pada awalnya memang ada paksaan namun kemudian menjadi kebiasaan.

Sumber : Mohamad Mualim, Lc., M.A.

sumber : https://retizen.id/posts/48748/sedekah-yang-dipaksakan-dan-dibiasakan
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler