Sambut Tamu MotoGP, 1.216 Kamar Disiapkan Pemkot Mataram
Perhelatan MotoGP memberikan dampak terhadap geliat ekonomi masyarakat.
REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan 1.216 kamar di Kecamatan Cakranegara untuk dijadikan tempat penginapan alternatif tamu MotoGP, yang akan berlangsung 20 Maret 2022 di Sirkuit Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah. Camat Cakranegara Kota Mataram Irfan S Soeratie mengatakan, sebanyak 1.216 kamar itu merupakan hunian terkelola atau rumah kos yang berhasil didata melalui aparat kelurahan.
"Pada pendataan awal akhir Januari kami dapat 1.016 kamar, sekarang bertambah 200 kamar sehingga menjadi 1.216 kamar," kata dia di Mataram, Rabu (16/2/2022).
Penyiapan penginapan alternatif itu dilakukan karena sebagai wilayah penyangga pelaksanaan MotoGP, Kota Mataram diminta menyiapkan 25 ribu kamar atau tempat tidur alternatif penginapan tamu MotoGP untuk memenuhi kebutuhan sekitar 70 ribu tamu MotoGP.
Dari jumlah kamar yang disiapkan itu, lanjut dia, sudah ada yang memesan namun tidak dalam bentuk grup melainkan perseorangan. Akan tetapi pada prinsipnya Kecamatan Cakranegara siap mendukung suksesnya perhelatan akbar MotoGP.
"Kalau jumlah kamar yang dibutuhkan masih kurang, kita akan berusaha melakukan pendataan lagi dengan menghubungi pihak-pihak pengelola hunian," katanya.
Irfan menilai, perhelatan MotoGP memberikan dampak terhadap geliat ekonomi masyarakat terutama pada sektor pariwisata, sehingga pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada warganya untuk menyiapkan diri menyambut MotoGP salah satunya menyiapkan tempat hunian alternatif.
"Kita siap membantu masyarakat, bahkan Dinas Pariwisata akan membuat pusat informasi wisatawan. Wisatawan atau penonton yang belum mendapatkan penginapan bisa menghubungi layanan tersebut, dan kita siap promosikan rumah warga yang dinilai layak," katanya.
Menyinggung tentang tarif sejumlah hotel di Kecamatan Cakranegara, Irfan mengatakan, selama pelaku usaha hotel terutama hotel melati masuk dalam aplikasi terpadu seperti Traveloka, tarif masih aman atau standar.
"Jika tidak, kenaikan yang kami pantau hanya dua kali lipat belum ada yang lebih," katanya.