Bayi Lahir dari Ibu Divaksinasi Covid-19 Kecil Kemungkinan Dirawat

Bayi lahir dari ibu sudah vaksinasi memiliki risiko 61 persen lebih kecil dirawat.

AP/VOA
Bayi lahir dari ibu sudah vaksinasi memiliki risiko 61 persen lebih kecil dirawat.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bayi yang lahir dari ibu yang divaksin covid selama kehamilan memiliki risiko lebih kecil untuk dirawat di rumah sakit karena virus corona baru. Hal ini diungkap oleh studi terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Baca Juga


Studi tersebut menemukan bahwa bayi di bawah enam bulan memiliki kemungkinan 61 persen lebih kecil untuk dirawat di rumah sakit jika ibu mereka mendapat dua dosis vaksin covid-19. Studi ini juga mendorong CDC untuk merekomendasikan para wanita yang berencana hamil, sedang hamil atau menyusui untuk divaksin.

“Studi CDC telah menegaskan kembali manfaat tambahan dari vaksin covid untuk ibu hamil, yaitu memberi perlindungan untuk anak yang baru lahir sampai usia 6 bulan,” kata Dr Michael Nimaroff, direktur eksekutif layanan Obgyn di North Shore University Hospital yang tidak terlibat dalam penelitian.

Para peneliti CDC mempelajari 379 bayi baru lahir di bawah usia enam bulan di 20 rumah sakit anak yang berbeda di 17 negara bagian AS dari Juli 2021 hingga Januari 2022. Menurut CDC, 84 persen dari 176 bayi yang dirawat di rumah sakit dengan covid-19 lahir dari ibu yang tidak menerima vaksin.

Studi tersebut juga mencatat bahwa 88 persen bayi dengan covid-19 yang dirawat di unit perawatan intensif lahir dari ibu yang tidak divaksinasi. Seorang bayi yang meninggal juga lahir dari ibu yang tidak divaksin.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) belum mengizinkan vaksinasi Covid- 19 untuk anak di bawah usia lima tahun. Ini menghadirkan masalah potensial bagi bayi di bawah enam bulan yang menurut badan kesehatan masyarakat berisiko mengalami komplikasi dari infeksi covid-19, seperti gagal pernafasan akut.

"Vaksinasi Covid pada kehamilan telah direkomendasikan karena keamanannya pada kehamilan serta peningkatan risiko infeksi covid simtomatik pada ibu dan anak," kata Nimaroff.

Tahun lalu, CDC secara resmi merekomendasikan vaksin covid-19 untuk wanita hamil. Pakar kesehatan mengatakan, penelitian menunjukkan bahwa wanita hamil yang terinfeksi Covid-19 memiliki peningkatan risiko komplikasi parah dan kematian.

"Meskipun sangat dapat dimengerti bahwa wanita yang sedang hamil khawatir memasukkan sesuatu yang asing ke dalam tubuh mereka, wanita harus memahami bahwa tertular covid selama kehamilan jauh lebih buruk," kata Dr Aaron Glatt, pakar penyakit menular di Mount Sinai South Nassau di Long Island.

“Tidak ada data yang menunjukkan bahwa vaksinasi covid berbahaya pada kehamilan, tetapi ada beberapa penelitian yang mendokumentasikan bahwa tertular covid-19 pada kehamilan dapat berakibat fatal,” tambah Glatt.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler