Ursula von der Leyen: Ukraina Bagian dari Uni Eropa

Ukraina sudah dianggap sebagai bagian dari Uni Eropa oleh Ursula von der Leyen.

AP/Kenzo Tribouillard/Pool AFP
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, berbicara selama pernyataan pers tentang Ukraina, di markas besar Uni Eropa di Brussels, Kamis, 24 Februari 2022. Dalam wawancara terbaru, ia menyatakan dukungannya bagi Ukraina untuk jadi anggota Uni Eropa.
Rep: Kamran Dikarma Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan dukungan bagi Ukraina untuk menjadi anggota Uni Eropa. Dia menyebut negara yang sedang menghadapi ancaman Rusia itu sebagai salah satu dari perhimpunan Benua Biru.

"Memang, seiring berjalannya waktu, mereka (Ukraina) menjadi bagian dari kami. Mereka adalah salah satu dari kami dan kami ingin mereka masuk (ke Uni Eropa)," kata von der Leyen, dalam sebuah wawancara dengan Euronews, Ahad (28/2/2022).

Pernyataan von der Leyen itu dibuat beberapa jam setelah 27 negara anggota Uni Eropa memutuskan untuk pertama kalinya dalam sejarah untuk memasok persenjataan ke Ukraina. Sebelumnya, Uni Eropa belum pernah memberikan pasokan atau bantuan militer ke negara yang terlibat konflik aktif.

Seorang sumber mengungkapkan, Uni Eropa akan mengirim persenjataan senilai 450 juta euro ke Ukraina. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden juga telah mengumumkan bahwa negaranya akan memberikan bantuan militer senilai 600 juta dolar AS kepada Kiev. Bantuan serupa juga diberikan beberapa negara lain, seperti Inggris, Swedia, dan Kanada.

Baca Juga


Pada 24 Februari lalu, Rusia memulai serangannya terhadap Ukraina. Serangan itu merupakan buntut dari "diabaikannya" tuntutan jaminan keamanan Rusia kepada Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Moskow meminta NATO agar tak membuka pintu bagi keanggotaan Ukraina di aliansi tersebut. Menurut Presiden Rusia Vladimir Putin, jika Kiev bergabung dengan NATO, ada kemungkinan mereka akan berusaha merebut kembali Krimea.

Pimpinan Eropa kunjungi Rusia dan Ukraina - (Tim infografis Republika)

Rusia diketahui menganeksasi Krimea pada 2014. Putin menilai, jika Ukraina mengambil langkah semacam itu, Rusia berarti harus berhadapan langsung dengan NATO. Dengan demikian, perang tak terhindarkan.

Putin mengakui, secara postur militer, Rusia kalah jika dibandingkan NATO. Namun, dia pun mengingatkan bahwa Rusia adalah salah satu kekuatan nuklir dunia. Dalam pandangan Putin, tidak akan ada pemenang jika Rusia berperang dengan NATO.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler