Pemimpin Hong Kong Carrie Lam Minta Warga Tenang

Penduduk menyerbu supermarket hingga semua bahan pokok habis terjual.

AP/Vincent Yu
Warga mengantre untuk tes virus corona di pusat pengujian sementara COVID-19 di Hong Kong, Kamis, 24 Februari 2022. Hong Kong mulai membutuhkan bukti vaksinasi pada Kamis untuk memasuki tempat-tempat umum seperti restoran, supermarket, dan perbelanjaan mal.
Rep: Fergi Nadira Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Hong Kong dikabarkan akan memberlakukan kebijakan lockdown atau karantina wilayah menjelang tes Covid-19 wajib untuk 7,4 juta warganya. Kepanikan pun terjadi di masyarakat.

Baca Juga


Pemimpin Hong Kong Carrie Lam menyerukan warga untuk tetap tenang, Selasa (1/3/2022). Ini diserukan ketika penduduk menyerbu supermarket hingga semua bahan pokok habis terjual dan ada laporan penimbunan barang-barang pokok tersebut.

Media lokal melaporkan, tes Covid-19 akan dimulai setelah 17 Maret. Hal ini pun memicu kekhawatiran banyak orang akan dipaksa mengisolasi diri di rumah dan haru berpisah dengan anggota keluarga jika mereka dites positif Covid.

Lam kemudian mengimbau masyarakat tidak menjadi mangsa rumor dan menghindari ketakutan yang tidak perlu digoreng. Dia menegaskan pasokan makanan dan barang tetap normal.

"Masyarakat tidak perlu khawatir, harus tetap waspada dan memperhatikan informasi yang disebarluaskan oleh pemerintah agar tidak disesatkan oleh rumor yang tidak benar," kata Lam.

Para pejabat berencana menguji 7,4 juta orang di kota itu tiga kali selama sembilan hari. Surat Kabar Sing Tao, mengutip sumber yang tidak disebutkan identitasnya mengatakan, pemerintah merekomendasikan agar orang-orang untuk tinggal di rumah selama periode uji massal Covid.

Pengecualian akan dibuat bagi mereka yang hendak membeli makanan, mencari perawatan medis dan mempertahankan operasi sosial. Pasar saham Hong Kong akan terus beroperasi, kata surat kabar tersebut.

Lam sebelumnya mengatakan, dia tidak mempertimbangkan lockdown di seluruh kota. Hong Kong memang mengalami lonjakan infeksi virus corona sekitar 34 kali menjadi lebih dari 34 ribu kasus pada Senin. Kematian juga meningkat, sementara fasilitas untuk menyimpan jasad di rumah sakit dan kamar mayat umum berada pada kapasitas maksimum.

Hong Kong terus berpegang teguh pada kebijakan Covid "nol dinamis", sama seperti Cina daratan yang berupaya mengekang semua wabah dengan cara apa pun. Wilayah yang dikuasai Cina ini telah menerapkan tindakan terkeras sejak dimulainya pandemi pada 2020.

Aturan tersebut telah memperburuk kekhawatiran para keluarga berpisah dengan anggota keluarganya. Hingga kini banyak laporan orang-orang yang ke luar negeri sebelum skema pengujian massal.

Pemerintah Hong Kong juga berencana membangun puluhan ribu pusat isolasi. Pada Senin (28/2/2022), Lam memeriksa pusat isolasi yang dibangun di Cina daratan. Dia mengatakan bahwa tim telah berpacu melawan waktu untuk menciptakan keajaiban dalam industri konstruksi kota.

"Fasilitas Tsing Yi, yang terletak di barat laut kota, akan menyediakan sekitar 3.900 kamar untuk orang yang terinfeksi dengan gejala ringan atau tanpa gejala dan orang lain yang perlu diisolasi," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler