Warga Lonjong Bakal Difasilitasi Pertemuan dengan Tim Pengadaan Tanah
tim pengadaan tanah bersedia membuka ruang dialog dengan warga RT 01.
REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Saluran komunikasi terkait aspirasi warga lingkungan Lonjong, Kelurahan Ngampin, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang yang menghendaki proyek jalan tol Yogyakarta- Bawen menghindari makam bukit Kendeng bakal dibuka.
Dalam waktu dekat pertemuan dengan tim pengadaan tanah bakal digelar untuk menyerap aspirasi warga, yang juga masih mempertanyakan nasib fasilitas umum yang bakal terdampak oleh proyek jalan tol sepanjang 75,8 kilometer ini.
“Selaku pemangku lingkungan, saya telah memberikan masukan kepada tim pengadaan tanah, terkait dengan keinginan warga lingkungan Lonjong,” ungkap Ketua RW 03, Kelurahan Ngampin, Kecamatan Ambarawa, Aldila Nur Afandi, Rabu (3/3).
Pada prinsipnya, jelas Afandi, tim pengadaan tanah bersedia membuka ruang dialog dengan warga RT 01. RT, 02 dan RT 03/ RW 03 lingkungan Lonjong, melalui forum pertemuan yang direncanakan bakal dilaksanakan di Balai Kelurahan Ngampin.
“Kapan waktunya –katanya-- sedang dipersiapkan dan sampai saat ini kami masih menunggu undangan resmi untuk pertemuan tersebut,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan, warga lingkungan Lonjong sama sekali tidak anti apalagi menolak pembangunan, apalagi jalan tol ini merupakan proyek nasional untuk memperkuat infrastruktur perekonomian.
Namun begitu—terkat dengan rencana proyek tol Yobyakarta- Bawen-- memang ada beberapa fasilitas umum (fasum) warga yang bakal terdampak, antara lain seperti pemakaman umum, jalan dan sumber air bersih warga juga bakal terdampak.
Sebagai pemangku lingkungan, ia diberikan amanah oleh warga lingkungan Lonjong untuk meneruskan aspirasi agar proyek jalan tol Yogyakarta- Bawen tersebut menghindari kompleks makam gunung Kendeng.
Afandi juga mengaku, pihak tim pengadaan tanah juga sempat menyampaikan bahwa –secara teknis-- kecil kemungkinan untuk dapat mengubah jalur dengan menghindari kompleks makam gunung Kendil seperti permintan warga.
Artinya perihal perubahan jalur memang tidak bisa serta- merta dilakukan, karena denah lokasi yang akan dilintasi oleh jalan tol Yogyakarta- Bawen memang sudah ditentukan.
Namun begitu, masih jelas Afandi --selain keinginan agar jalan tol menghindari kompleks pemakaman umum gunung Kendeng-- warga masih mempertanyakan bagaimana dengan sejumlah sumber air bersih yang selama ini menjadi tumpuan warga jika terkena jalan tol.
Termasuk jalan lingkungan yang menghubungkan dengan lingkungan lainnya di wilayah Kelurahan Ngampin maupun lingkungan luar lainnya --yang sesuai dengan denah – juga bakal terdampak jalan tol.
Terkait keinginan warga itu, tim pengadaan berjanji akan memfasilitasi pertemuan dengan warga lingkungan Lonjong dan ia juga berharap pertemuan tersebut nanti akan ada titik temu atas apa yang menjadi keinginan warga lingkungan Lonjong.
“Harapan kami ada solusi yang terbaik, proyek nasional juga dapat berjalan dan keinginan warga lingkungan Lonjong juga terkabulkan,” tambahnya.
Sedangkan terkait dengan rencana pertemuan dengan tim pengadaan tanah, lanjutnya, saat ini warga juga masih melakukan pendataan terhadap kemungkinan adanya benda cagar budaya yang bakal terdampak oleh pembangunan jalan tol.
Sebab di lingkungan Lonjong juga terdapat situs candi Ngenthak dan dimungkinkan kawasan di sekitarnya juga masih tersebar sejumlah benda cagar budaya lainnya. “Termasuk di lokasi yang bakal terkena proyek jalan tol Yogyakarta- Bawen sesuai dengan denah yang telah disosialisasikan,” tambahnya.