Fakta-Fakta Soal Prediksi Roket yang Tabrak Bulan Malam Ini
Roket siap bertabrakan dengan bulan pada Jumat (4/3/2022).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sisa roket seberat tiga ton diketahui akan menabrak bulan pada Jumat (4/3/2022) dengan kecepatan 5.771 mph atau 9.288 km/jam. Diperkirakan, sampah antariksa itu akan membuat penyok dekat ekuator sisi jauh bulan di kawah Hertzsprung pukul 7.25 pagi EST atau 19.30 WIB.
Benda apa yang menabrak bulan?
Sisa roket merupakan bagian atas roket yang dikirim dari bumi sekitar tahun 2014 lalu. Ini pertama kali terdeteksi pada Maret 2015 oleh Catalina Sky Survey melalui teleskop di Arizona. Sejak itu, sisa roket terus dipantau oleh Astronom Amerika Serikat (AS) dan Pengembang Perangkat Lunak Pelacak Asteroid Project Pluto Bill Gray.
Gray pertama kali mengira puing-puing itu berasal dari roket SpaceX Falcon 9 yang dikirim ke luar angkasa pada Februari 2015, tetapi bukti terbaru menunjukkan sampah antariksa itu adalah roket tahap atas dari Chang'e 5- China. Misi T1 diluncurkan pada Oktober 2014 sebagai bagian dari misi uji coba untuk mengirim sampel kapsul ke bulan. Namun, pejabat Kementerian Luar Negeri China membantah gagasan ini.
Bisakah tabrakan roket ditonton?
Karena tabrakan akan terjadi di sisi jauh bulan, dampaknya tidak mungkin terlihat menggunakan teleskop Earthbound. Namun, masyarakat dapat melihat kawahnya hasil tabrakan dalam beberapa pekan atau bulan ke depan.
Satelit yang mengorbit bulan, seperti Lunar Reconnaissance Orbiter NASA dan pesawat ruang angkasa Chandrayaan-2 India mungkin tidak berada di tempat yang tepat untuk menangkap momen tabrakan, tetapi mereka pada akhirnya akan dapat mengidentifikasi kawah tumbukan objek.
Apakah tabrakan dapat merusak bulan?
Tabrakan roket tidak menyebabkan kerusakan signifikan pada bulan kecuali menambah kawah di permukaannya. Pada saat roket menghantam bulan, gelombang kejut akan merambat melalui penabrak hanya dalam milidetik dan menghancurkannya menjadi bongkahan logam yang meledak.
Sementara gelombang kejut kedua juga akan merambat ke permukaan atas bulan yang berdebu dan memanaskan batu serta debu secukupnya untuk menghasilkan kilatan yang sangat besar sambil mengirimkan segumpal material terbang setinggi ratusan mil.
Tidak ada yang tersisa dari roket selain kawah yang diperkirakan berdiameter 33 hingga 66 kaki atau 10 hingga 20 meter. Meskipun momen ini merupakan tabrakan bulan pertama yang tidak sengaja, nyatanya tabrakan ini bukan pertama kali objek buatan manusia menabrak bulan.
Pada tahun 2009, NASA menembakkan Lunar Crater Observation and Sensing Satellite ke kutub selatan bulan dengan kecepatan 5.600 mph atau 9.000 km/jam yang melepaskan semburan material yang memungkinkan para ilmuwan mendeteksi tanda-tanda utama es air. NASA juga sengaja membuang roket Saturn V yang digunakan untuk misi Apollo dengan menembakkannya ke bulan.
Apa yang dapat dipelajari dari momen tabrakan ini?
Dilansir Live Science, Jumat (4/3/2022), para ilmuwan bersemangat untuk mengamati kawah baru karena dua alasan. Pertama, para peneliti berharap ukuran kawah yang disebabkan dari tabrakan dapat memberikan tolok ukur yang berguna untuk menilai kawah lain di bulan.
Ini memungkinkan mereka untuk memperkirakan ukuran dan ukuran kawah dan kecepatan asteroid masa lalu. Kedua, para peneliti berharap dampaknya akan memberi mereka pemahaman yang lebih baik tentang wilayah yang jarang dipelajari ini.