Satu Kawah Baru Muncul di Bulan Akibat Tabrakan Roket Jumat Lalu
Benda seberat empat ton dengan kecepatan 5.800 mph itu bisa membuat kawah selebar 20 meter.
ANTARIKSA -- Satu kawah lagi muncul di permukaan bulan, menambah daftar panjang muka bopeng bulan kita. Menurut perhitungan orbital, sebuah roket yang mengambang selama bertahun-tahun di ruang angkasa menabrak Bulan pada hari Jumat, 4 Maret 2022.
Meski begitu, serangan roket itu tidak diamati secara langsung oleh misi mana pun dari Bumi. Karena itu, semua orang harus menunggu bukti fotografisnya.
Menurut astronom Bill Gray, tabrakan terjadi pada pukul 07.25 Waktu Bagian Timur atau pukul 19.25 WIB di sisi jauh Bulan. Gray adalah atronom amatir yang pertama kali memprediksi tabrakan tersebut. Awalnya, dia menyebut roket itu adalah bagian dari Falcon 9 milik SpaceX. Kemudian direvisi dan menuduh roket China. Pemerintah China telah membantah klaim bahwa itu roket mereka.
"Berpacu melintasi kosmos dengan kecepatan sekitar 5.800 mph, benda seberat sekitar empat ton itu akan membuat kawah dengan lebar 10 atau 20 meter," kata Gray kepada AFP.
Kecepatan, lintasan, dan waktu tumbukannya dihitung menggunakan pengamatan teleskop berbasis Bumi. "Kami memiliki banyak data pelacakan untuk objek tersebut, dan tidak ada yang bekerja (mengendalikan) padanya, kecuali gaya gravitasi dan sinar matahari," katanya.
"Kecuali benda itu dipindahkan oleh tangan gaib, benda itu menabrak Bulan pagi ini."
Identitas roket itu telah menjadi bahan perdebatan karena tidak ada entitas resmi yang bertanggung jawab untuk mendaftar dan melacak sampah di luar angkasa. Gray, kontraktor independen yang telah membuat perangkat lunak penghitungan orbital yang digunakan oleh NASA, memburu dan memantau puing-puing buatan manusia di luar angkasa. Para ilmuwan yakin, benda itu bukanlah asteroid.
Kembali ke dampak tabrakan. Hanya ada dua misi saat ini yang bisa memantau dan memotret kawah tersebut. Yaitu Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) NASA dan Chandrayaan-2 India, yang sedang mengorbit Bulan.
Badan Antariksa AS pada akhir Januari lalu mengatakan, mereka akan mensurvei kawah itu. Namun, NASA mengakui menemukan kawah itu akan memakan waktu berbulan-bulan. Menurut Gray, LRO dan Chandrayaan-2 dapat mengamati wilayah mana pun di Bulan sebulan sekali.
Meninggalkan tahap pendorong roket di antariksa adalah sesuatu yang lazim dilakukan oleh misi manapun. Tahap roket dari semua misi selama ini kemudian menjadi sampah luar angkasa yang akan terus melayang.
Namun, jatuhnya tahap roket ke bulan secara tak sengaja adalah yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, pesawat ruang angkasa memang sengaja menabrak Bulan untuk tujuan ilmiah, seperti selama misi Apollo untuk menguji seismometer.
Sumber: Phys.org