Kondisi Pandemi Membaik, Prokes Praendemi Disiapkan

Tren kasus harian nasional, kondisi rawat inap, dan tingkat kematian Covid menurun.

Antara/Didik Suhartono
Warga terdampak pandemi Covid-19 membawa paket sembako yang mereka terima di Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Senin (7/3/2022). Pemerintah menyebut kondisi pandemi membaik dan tengah disiapkan prokes praendemi.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Fauziah Mursid, Haura Hafizhah, Antara 

Baca Juga


Kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini terus mengalami perbaikan. Berdasarkan data evaluasi, tren kasus harian nasional tercatat mengalami penurunan yang sangat signifikan, kondisi rawat inap rumah sakit juga menunjukan penurunan, dan tingkat kematian terpantau semakin melandai.

 

“Secara khusus perlu kami informasikan, bahwa kondisi tren penurunan kasus konfirmasi harian terjadi di seluruh provinsi di Jawa dan Bali,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat konferensi pers hasil ratas evaluasi PPKM bersama Presiden melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (7/3/2022).

Luhut mengatakan, seiring dengan perbaikan situasi pandemi Covid-19 yang semakin mengalami perbaikan, jumlah kabupaten kota yang masuk ke PPKM Level 2 pun meningkat cukup signifikan. Saat ini, wilayah aglomerasi Jabodetabek dan Surabaya Raya kembali masuk ke Level 2 karena penurunan kasus konfirmasi harian dan juga rawat inap rumah sakit.

Luhut mengungkapkan, dalam beberapa hari terakhir, jumlah kematian di provinsi DKI Jakarta, Bali dan Banten, telah mengalami penurunan. Ia memperkirakan dalam waktu dekat provinsi lain juga akan mengalami penurunan mengingat kematian adalah kasus lagging indicator (indikator yang tertinggal).

Selain level asesmen PPKM yang membaik, Luhut menyebut mobilitas masyarakat juga kembali meningkat cukup tinggi. Hal itu terlihat dalam pergerakan data Google Mobility yang diambil dalam sepekan terakhir.

Dengan membaik-nya kondisi pandemi dan meningkatnya mobilitas, Luhut pun terus mendorong akselerasi vaksinasi dosis kedua, utamanya bagi lansia. Saat ini capaian vaksinasi dosis kedua lansia sudah berada di angka 62 persen untuk seluruh Jawa dan Bali.

"Tetapi kami akan terus kejar untuk lebih tinggi lagi," imbuhnya.

Luhut pun meminta seluruh kabupaten/kota di Jawa Bali untuk terus mendorong vaksinasi booster yang masih di bawah 10 persen di kedua provinsi tersebut. "Saya juga mohon dan minta kesediaan masyarakat untuk kembali mendatangi gerai-gerai vaksin yang tersedia demi pulihnya dan membaiknya penanganan pandemi ini," tuturnya.

 

Meski secara umum kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia mengalami perbaikan, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebutkan masih ada lima provinsi yang  menunjukkan tren peningkatan kasus harian aktif Covid-19.

"Ada lima provinsi yang trennya masih sedikit meningkat, yaitu Provinsi Aceh, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Kalimantan Utara," kata Dante, Senin.

Dante menjelaskan bahwa secara nasional, tren kasus harian Covid-19 sudah mulai menurun, yang dilihat dari turunnya angka reproduksi efektif (Rt) virus di seluruh pulau besar Indonesia. Selain itu, jumlah pasien rawat inap di rumah sakit juga kian menurun, di mana saat ini terdapat 60 persen pasien yang dirawat tidak bergejala atau bergejala ringan.

"Jadi sebagian besar kasus yang dirawat adalah kasus-kasus yang tidak memerlukan perawat secara klinis medis," kata Wamenkes.

In Picture: 11,94 Juta Penduduk Indonesia Telah di Vaksin Booster

Tenaga kesehatan bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada warga saat vaksinasi booster COVID-19 di Sentra Vaksin Hippindo SMESCO, Jakarta, Jakarta, Senin (7/3/2022). Menurut data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 per Sabtu (5/3), sebanyak 11.942.963 (11,94 juta) penduduk Indonesia telah menjalani vaksinasi ketiga, sementara pemerintah masih menargetkan 208.265.720 orang sebagai sasaran vaksinasi COVID-19 guna membentuk kekebalan kelompok terhadap infeksi virus COVID-19. - (ANTARA/Galih Pradipta)

 

Menyusul terus membaiknya kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia, pemerintah saat ini tengah menyusun protokol kesehatan (prokes) pada masa praendemi. Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi, penyusunan prokes itu sudah masuk tahap finalisasi untuk segera diberlakukan.

"Saat ini protokol kesehatan praendemi dibahas untuk difinalkan. Terdapat beberapa indikator, terutama yang dibahas sebagai tahapan," kata Siti Nadia Tarmizi yang dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

Nadia mengatakan prokes praendemi disusun dengan melibatkan berbagai kalangan terkait seperti epidemiolog serta praktisi kesehatan. "Segera diumumkan. Ditunggu saja," katanya.

Sejumlah prokes yang diatur di antaranya pelaku perjalanan domestik via darat, laut dan udara, bagi penerima vaksinasi dosis lengkap tidak perlu lagi menunjukkan bukti tes antigen maupun PCR negatif. Selain itu, juga turut diatur terkait kapasitas tampung ruang publik seperti stadion, pusat perbelanjaan dan lainnya.

"Mudah-mudahan tren penurunan kasus saat ini dapat terus kita jaga dan tekan sehingga kita dapat melewati pandemi ini bersama-sama," ujarnya.

 

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan ranking Indonesia dalam jumlah kasus Covid-19 baru mingguan turun dari nomor 10 ke nomor 14. Ia pun berharap kasus Covid-19 semakin menurun sebelum bulan Ramadhan.

"Alhamdulillah. Ranking Indonesia dalam jumlah kasus baru mingguan turun dari nomor 10 ke nomor 14. Ini kemajuan dan semoga trennya terus turun. Masih banyak yang harus dilakukan. Tapi saya optimistis kita bisa mengendalikannya sebelum bulan Ramadhan," katanya dalam cuitan di akun Twitter miliknya, Senin.

Menurut Zubairi, pandemi Covid-19 kini menuju endemi. Sebab, varian Omicron mendominasi wilayah Indonesia serta kasus baru dan aktif turun drastis. Lalu, vaksinasi dosis penuh juga sudah 70 persen dari populasi.

"Lebih baik lagi jika booster capai 40 persen. Jangan berperilaku seolah-olah pandemi sudah berakhir. Termasuk enggan melakukan tes dan pakai masker," kata dia.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan ada tiga kriteria untuk keluar dari pandemi Covid-19. Di antaranya gelombang kasus bisa diprediksi.

 

"Pertama kita sudah bisa memprediksi pola-pola gelombang," ujarnya, Kamis (3/3/2022).

Saat ini, dia melanjutkan, sudah mulai ada gambaran siklus gelombang kaus Covid-19 setiap empat atau enam bulan sekali dan rentang waktunya kini semakin jauh. Sebab, ini pengaruh imunitas terbangun dan semakin ke pinggir wilayah yang cakupan vaksinasinya belum baik.

Kemudian, ia menyebutkan kriteria kedua Covid-19 sebagai penyakit saluran napas tidak menjadi penyakit yang mendominasi. Tetapi, dia menambahkan, saat ini Covid-19 masih mendominasi lebih banyak dibandingkan flu.

Kemudian, kriteria ketiga atau terakhir yaitu cakupan vaksinasi dosis kedua di dunia sudah 70 persen sebelum akhir tahun ini. Ketika itu dicapai, Dicky melanjutkan, negara-negara di dunia terbagi menjadi tiga level kondisi Covid-19.

"Yang paling buruk adalah epidemi yaitu masih ada wabah di sebuah kabupaten, provinsi saja. Meski Covid-19 nantinya masih mengakibatkan kematian," katanya. 

 

Kemudian level kedua saat kondisi endemi yaitu kasusnya tetap. Kemudian, terakhir adalah level kondisi ketiga yang paling bagus adalah sporadis atau terkendali yakni, berbulan-bulan tak ada kasus, kalaupun ada tapi tak ada lonjakan yang berarti.

 

Gejala Covid-19 pada orang yang sudah divaksinasi. - (Republika)

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler