Kemendag Diversifikasi Negara Pemasok Gandum Guna Amankan Stok

Ukraina saat ini memenuhi 24 persen kebutuhan gandum Indonesia.

pixnio
Gandum (ilustrasi). Kementerian Perdagangan berkoordinasi dengan importir untuk mengamankan stok gandum dengan melakukan diversifikasi negara pemasok gandummengingat Ukraina sebagai salah satu pengeksporgandum ke RItengah berperang dengan Rusia.
Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan berkoordinasi dengan importir untuk mengamankan stok gandum dengan melakukan diversifikasi negara pemasok gandummengingat Ukraina sebagai salah satu pengeksporgandum ke RI tengah berperang dengan Rusia."Sudah koordinasi dengan importir untuk diversifikasi negara pemasokdan sedang diupayakan beberapa negara," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan di Jakarta, Selasa (8/3/2022).

Baca Juga


Menurut Oke, Ukraina saat ini memenuhi 24 persen kebutuhan gandum di dalam negeri. Adapun, salah satu negara yang dibidik untuk mendatangkan gandum adalah Australia."Sementara yang saya tahu salah satunya adalah dari Australia," kata Oke.

International Grains Council (IGC) Market Indicator melaporkan harga gandum di pasar dunia sudah mencapai 335 dolar AS per ton pada Maret 2022 atau mengalami kenaikan 46 persen dibandingkan tahun lalu di angka 229 dolar AS per ton.

Pada awal tahun ini, IGC melaporkan perang Rusia-Ukraina yang belakangan menimbulkan ketegangan di Laut Hitam turut menjadi faktor kenaikan harga gandum di pasar dunia.Ketegangan di Laut Hitam itu mengungkit subindeks gandum sebesar 12 persen w/w atau hampir mendekati puncak selama 14 tahun terakhir.

Sedangkan, menurut data Kemenperin, kebutuhan gandum untuk industri pada tahun ini mencapai 11,1 juta ton untuk bahan baku tepung terigu yang bakal diolah menjadi bahan makanan. Dari total kebutuhan gandum tersebut, sekitar 2,8 juta ton dipenuhi dari Ukraina atau 25,2 persen dari total kebutuhan dan Rusia sebesar 2.900 ton.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler