Kenang Almarhum Hilman Hariwijaya, Boim Lebon: Dia Guru Menulis Saya

Berlawanan dengan karya-karyanya yang kocak, sosok Hilman dikenal cenderung pendiam.

Instagram/@thehilmanhariwijaya
Hilman Hariwijaya. Sahabat Hilman, penulis Boim Lebon, mengenang sosok almarhum sebagai orang yang sangat jago dan pintar dalam membuat sebuah cerita. (ilustrasi)
Rep: Shelbi Asrianti Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosok di balik seri novel Lupus, Hilman Hariwijaya, wafat pada Rabu (9/3/2022). Sahabat Hilman, penulis Boim Lebon, mengenang sosok almarhum sebagai orang yang sangat jago dan pintar dalam membuat sebuah cerita.

Baca Juga


"Ketika ingin membuat cerita, dia pelajari dengan serius. Mau bikin cerita remaja, pahami dulu karakternya. Di mata saya, dia jadi guru, guru menulis saya. Memberi contoh konkret bagaimana melahirkan karya yang disukai orang," kata Boim saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (9/3).

Boim juga mengenang Hilman sebagai orang yang sangat baik dan dermawan. Boim yang akan segera merilis sketsa receh dan komik bergizi Haji Boim 2 menyebut Hilman senang mentraktir kawan-kawannya untuk makan bersama dan suka menjamu siapa saja.

Berlawanan dengan karya-karyanya yang kocak, sosok Hilman semasa hidupnya cenderung pendiam. Hilman punya sisi humoris dalam artian suka sesuatu berbau humor dengan cara membaca, mengamati, dan menonton, tetapi dia kurang bisa menyampaikan itu secara lisan.

Hilman lebih pandai menuangkan humor dalam bentuk tulisan. Sementara, semasa hidupnya Hilman menganggap Boim bisa menyampaikan humor secara lisan. Itu membuat pertemanan mereka saling melengkapi. Humor yang dilontarkan Boim secara lisan sering menjadi sumber inspirasi bagi tulisan-tulisan Hilman.

Awal kolaborasi mereka bermula di era 1980-an ketika masih di usia belia. Hilman sudah menulis cerita "Lupus" di majalah Hai. Sosok Boim dalam cerita pun sebenarnya sudah ada dalam benak Hilman. Inspirasi awal sosok Boim di cerita terilhami teman sekolah Hilman di SMAN 16 Jakarta.

Boim dan Hilman berjumpa di pelantikan teater SMAN 35 Jakarta tempat Boim tergabung sebagai anggota. Saat itu Boim menampilkan beberapa adegan konyol. Hilman yang menonton mengatakan Boim yang selama ini dia bayangkan dalam cerita seperti mewujud, yakni Boim yang konyol, berkulit gelap, keriting, dan suka merayu.

Dari sana, Hilman sering mengajak Boim ikut di acara jumpa pembaca Lupus ke sekolah atau mal. Boim pun didapuk sebagai sosok Boim Lebon. Karena Boim suka menulis, Hilman mengajaknya berduet menulis seri Lupus Kecil dan Lupus ABG.

Menurut Boim, Lupus adalah sosok imajinatif yang ada di benak Hilman mengenai anak muda yang kreatif, sedikit bandel, dan disenangi kawan-kawannya. Boim menganggap sesungguhnya itu adalah khayalan kolektif banyak orang dan akan terus ada.

"Saya mendoakan almarhum Mas Hilman agar karya-karya yang dilahirkan selama ini bisa bermanfaat dan menghibur banyak orang, bisa menjadi amal ibadah dia selama hidup di dunia, di alam akhirat dilepaskan dari siksa kubur, diberi husnul khatimah, Allah jamin masuk dalam surga-Nya," ujar Boim.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler