DPR Nilai Kasus Covid-19 Masih Cenderung Fluktuatif

Pemerintah dinilai untuk terus meningkatkan vaksinasi di berbagai daerah

Republika/Putra M. Akbar
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 kepada warga di kawasan Tebet, Jakarta, Rabu (9/3/2022). WHO menargetkan Indonesia untuk mencapai angka vaksinasi sebesar 70 persen di seluruh provinsi pada akhir bulan Mei sebagai langkah persiapan transisi dari pandemi menuju endemi. Republika/Putra M. Akbar
Rep: nawir arsyad akbar Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menilai, pemerintah harus adaptif dalam penanganan Covid-19. Pasalnya, kasus positif virus tersebut cenderung fluktuatif, meskipun trennya mengalami penurunan.

Baca Juga


"Kalau melihat situasi dari varian yang ada sekarang itu tentunya dari pandemi ke endemi itu bisa jadi, tapi kan namanya virus ini fluktuatif tidak bisa kita prediksi," ujar Dasco di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (9/3).

Adapun saat ini, ia menilai jika status pandemi bisa diubah menjadi endemi, mengingat peningkatan kasus tak terjadi. Tinggal bagaimana pemerintah untuk terus meningkatkan vaksinasi di berbagai daerah."Untuk beberapa waktu ini tetap protokol kesehatan ketat, itu tetap kita harus berlakukan untuk diri sendiri, anggota keluarga, maupun sekitar," ujar Dasco.

Terkait penghapusan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk pelaku perjalanan domestik, dinilainya dapat meringankan beban masyarakat. Namun, ia mengimbau semua pihak untuk tak meremehkan virus tersebut.

"Saya pikir memang bagus dilaksanakan, tapi yang penting tetap masyarakat tidak memandang enteng soal virus corona ini. Kita harus tetap waspada, karena kita tahu kadang-kadang naik dan turun, kadang variannya itu ganas, kadang ya seperti omicron ini," ujar Ketua Harian DPP Partai Gerindra itu.

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, penetapan status endemi merupakan otoritas dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO. Sebab, pandemi Covid-19 berdampak pada banyak negara sehingga perubahan statusnya menjadi endemi Covid-19 membutuhkan perbaikan kondisi kasus secara global.

Wiku menjelaskan, istilah endemi ini digunakan untuk menggambarkan keberadaan sebuah penyakit yang cenderung terkendali karena jumlah kasus yang rendah secara konsisten dan dengan luas daerah terdampak serta durasi yang beragam di tiap daerah. Pada umumnya, Wiku mengatakan, kondisi terkendali dari pandemi dapat diindikasikan dari jumlah kasus dan kematian rendah, bahkan nol kasus dalam jangka waktu tertentu.

Kondisi ini dapat tercapai jika masyarakat secara bersama-sama menjalankan upaya pengendalian Covid-19 dengan optimal. “Ke depannya semoga masyarakat dunia semakin baik beradaptasi hidup berdampingan dengan Covid-19,” kata dia

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler