Guru Menjerit dengan Administrasi

Hal pertama yang terbesit dalam benak ketika mendengar kata guru adalah sebuah administrasi yang menggelegar.

.
Rep: Rofiqoh Red: Retizen
Konsep-Administrasi-Pendidikan.jpg

Hal pertama yang terbesit dalam benak ketika mendengar kata guru adalah sebuah administrasi yang menggelegar, guru dipusingkan dengan administrasi yang kadang justru membuat guru tidak dapat memfasilitasi peserta didik dengan tepat. Guru terus dikejar dengan administrasi yang dibutuhkan untuk hal tertentu dan pihak yang kadang tidak memahami yang terjadi di lapangan sebenarnya.


Waktu guru terus terbuang untuk menyelesaikan administrasi yang seharusnya dapat digunakan untuk terus berinovasi dalam kegiatan pembelajaran. Secara perlahan guru menjadi penjajah kepada peserta didik agar administrasi guru sempurna. Guru terus memaksakan anak menyelesaikan tugas dan kegiatan yang sama sekali tidak menjadi minat. Peserta didik menjadi budak dengan alasan untuk penyelesaian administrasi.

Peserta didik yang seharusnya dapat mengembangkan minat dan bakatnya justru mereka terjajah oleh administrasi yang dibutuhkan guru. Administrasi guru harus bertujuan untuk kebutuhan peserta didik, pengembangan minat dan bakatnya. Guru seharusnya disibukkan dalam pendampingan peserta didik, memfasilitasi pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak menggali potensi dan mengembangkannya. Agar pendidikan jauh lebih bermakna untuk waktu yang akan datang. Bukankah dengan menggali dan mengembangkan minat, bakat dan potensi justru itu yang lebih berguna bagi anak dalam kehidupan selanjutnya. Dengan memberikan pembelajaran yang sesuai minat akan membuat anak lebih merdeka tanpa adanya paksaan. Kita tidak lagi mendengar anak yang berkelahi, bolos sekolah, merokok, bahkan obat-obatan terlarang. Yang menjadi masalah dari itu semua adalah anak dipaksa melakukan hal yang tidak sama sekali mereka inginkan bahkan tidak anak butuh kan. Coba kita bayangkan saja kalau sistem pendidikan di negeri ini memfasilitasi sesuai minat kebutuhan anak maka pendidikan akan jauh lebih baik untuk anak dan masa depan negara kita. Di masa depan kita akan menemukan generasi yang hebat, karena mereka telah menemukan bakat yang ada pada dirinya. Dengan memfasilitasi anak yang berbakat pada bidang otomotif kita beri fasilitas otomotif yang tidak seharusnya dipusingkan dengan rumus kecepatan pesawat terbang ketika akan mendarat molekul atom pada senyawa. Demikian pula anak yang berbakat dalam bidang menulis kita fasilitasi agar minat dan bakat dapat terintegrasi dengan baik.

Platform yang dirilis Pemerintah sebenarnya sudah sangat membantu guru dalam menyelesaikan administrasi bagi pendidik yang berupa akun.belajar.id. Sayangnya pemanfaatan yang kurang maksimal fasilitas tersebut menjadi percuma saja. Dengan adanya fasilitas yang diberikan pemerintah seharusnya guru lebih berfokus dalam pengembangan pembelajaran. Menyediakan kegiatan main yang beragam agar anak dalam belajar dapat memilih sesuai dengan minat menjadikan anak lebih merdeka, terlepas dari jajahan pendidik. Membiasakan anak mampu menentukan pilihan, menggali potensi dan anak tidak lagi menjadi budak pendidikan. Seperti yang dicanangkan dalam kurikulum baru bahwa "Merdeka Belajar Merdeka Mengajar" bahwa siswa menentukan pilihan kegiatan yang akan dilakukan yang sesuai dengan keinginannya guru hanya memfasilitasi dalam pengembangan pengetahuan anak. Administrasi yang dibuat guru merupakan hasil dari perkembangan anak dalam mengembangkan minat dan bakat yang ada pada diri anak. Guru sudah tidak lagi menjerit dengan administrasi yang menjepit.

sumber : https://retizen.id/posts/72182/guru-menjerit-dengan-administrasi
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler