Pemkot Bogor Menanti Bantuan Untuk Perbaiki Jembatan MA Salmun
Anggaran tersebut kabarnya tengah diupayakan oleh Dinas PUPR Provinsi Jawa Barat.
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR—-Jembatan di Jalan MA Salmun, Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor mengalami kerusakan di bagian bawah sejak 2020 dan belum mendapatkan perbaikan. Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah menunggu bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Chusnul Rozaqi, menjelaskan perawatan jembatan tersebut merupakan wewenang dari Provinsi Jawa Barat. Dimana jembatan tersebut sudah dibangun sejak 1982. “Jembatan MA Salmun kita masih minta bantuan dari APBD Provinsi Jawa Barat, bantuan keuangan. Karena jembatan yang rusak itu adalah banguan yang dibuat provinsi pada 1982,” kata Chusnul kepada Republika, Ahad (13/3).
Chusnul menjelaskan, saat ini anggaran tersebut kabarnya tengah diupayakan oleh Dinas PUPR Provinsi Jawa Barat. Termasuk juga untuk pelebaran dan perbaikan Jembatan Otista di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Pantauan Republika di sekitar Jembatan MA Salmun, warga masih lalu lalang di sekitar jembatan menggunakan kendaraan. Rata-rata warga yang beraktivitas menuju Stasiun Bogor atau ke Pasar Kebon Kembang, dan sebaliknya.
Tak jauh sebelum jembatan, dipasang rambu bertuliskan ‘jembatan rusak’. Sebelumnya, jalan tersebut sempat ditutup oleh water barrier agar warga tidak melintas di atas titik jembatan yang rusak.
Namun kini penghalang tersebut sudah tidak dipasang lagi, sehingga pengendara roda dua masih bisa melintas di titik tersebut. Bahkan, para pedagang kaki lima (PKL) berderet di sisi jembatan menggelar lapak dan menjajakan dagangannya.
Lebih lanjut, Chusnul mengatakan, anggaran perbaikan Jembatan MA Salmun diperkirakan mencapai Rp 30 miliar. Meski ada usulan pembuatan perlintasan tidak sebidang atau fly over menuju perlintasan kereta Jalan MA Salmun, pihaknya memfokuskan perbaikan jembatan terlebih dahulu. “Yang kita usulkan sekarang jembatan dulu, perbaikannya dulu. Fly over kita usulkan ke Pemerintah Pusat,” imbuhnya.
Chusnul menambahkan, rencana pembuatan fly over di perlintasan kereta MA Salmun anggarannya diperkirakan mencapai Rp 150 miliar. Dimana anggaran tersebut diusulkan ke Pemerintah Pusat.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, mengatakan penanganan Jembatan MA Salmun dan pembangunan fly over sudah diminta penanganan dan permohonan anggarannya. Baik ke Pemprov Jawa Barar dan Pemerintah Pusat.“Sampai saat ini belum ada tanda-tanda pengalokasian anggaran. Usulan Jalan MA Salmun nanti dari arah Jalan Merdeka sampai Jalan Dewi Sartika,” kata Dedie.
Ia menjelaskan, pembangunan fly over di kawasan tersebut juga diusulkan. Dengan tujuan agar perlintasan kereta api sebidang di Kota Bogor semakin berkurang.“Mungkin karena mahal dan refocusing,” tuturnya.
Sementara itu, pengamat konstruksi dari UIKA, Purwanto, menilai rusaknya Jembatan MA Salmun disebabkan karena amoniak yang muncul dari sampah dan limbah yang mengalir dibawah jembatan. Sehingga selimut beton yang ada dibagian bawah jembatan tergerus.
Kondisi Jembatan MA Salmun ini, dikatakan Purwanto mirip dengan kejadian di Waduk Jatiluhur. Dimana penyebab utama beton rusak diakibatkan limbah yang mengandung amoniak dan asam yang tinggi. Selain itu, struktur jembatan juga tidak sesuai dengan kontur wilayah.
“Jadi yang rusak itu kan tiang-tiang yang ada di bawahnya, nah ini rusak akibat adanya tekanan dari bawah tanah yang bergerak. Karena pemilihan bentuk jembatan yang salah, maka tiang jembatan itu tidak mampu menahan tekanan, makanya retak lah semuanya,” jelasnya.
Dia menilai, salahnya pemilihan bentuk jembatan membuat jembatan hanya bisa bertahan 35 tahun saja. Padahal, seharusnya jembatan tersebut bisa bertahan hingga 50 tahun. “Nah, yang menarik bangunan jembatan saat dibangun Belanda tahun 1928 malah masih awet. Saya pikir ini perlu kajian yang lebih mendalam untuk bisa memperbaiki ini,” kata Purwanto.