Pelonggaran Aktivitas Picu Respons Positif Pelaku Usaha di Surabaya

Penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi pemkot Surabaya sudah baik

ANTARA/Didik Suhartono
Warga mengantre untuk membeli bahan pokok saat digelarnya pasar murah di Jalan Petukangan, Surabaya, Jawa Timur, selasa (15/3/2022). Pasar murah yang digelar Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Surabaya itu menjual bahan pokok lebih murah dari harga pasar dengan mewajibkan pembeli menunjukkan kupon khusus sebelum membeli.
Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Wakil Wali Kota Surabaya Armuji menyebut berbagai pelonggaran aktivitas masyarakat saat kasus Covid-19 mulai melandai telah memicu respons positif dari para pelaku usaha di Kota Pahlawan, Jawa Timur."Ini momen baik untuk menggenjot kembali perekonomian. Apalagi dalam waktu dekat masuk bulan Ramadhan," kata Wakil Wali Kota (Wawali) Armuji di Surabaya, Senin (21/3/2022).

Baca Juga


Wawali Armuji menyebut berdasarkan data Pemkot Surabaya, dalam lima hari terakhir pertambahan angka kasus positif Covid-19 di Kota Surabaya berada di bawah 200 kasus harian. Pada tanggal 16 Maret terdapat 185 Kasus, 17 Maret 143 kasus, 18 Maret 165 kasus, 19 Maret 109 kasus, 20 Maret 103 kasus.

Menurut dia, berbagai kelonggaran di antaranya tidak ada lagi kewajiban tes usap PCR dan antigen sebagai syarat perjalanan, bebas karantina bagi pelaku perjalanan luar Negeri, pengurangan waktu karantina bagi jamaah Umrah dan penonton kompetisi olahraga hadir secara fisik."Sentimen positif terhadap geliat ekonomi perlu didorong bersama lintas sektor sehingga pembangunan Kota Surabaya juga berjalan lancar," kata Armuji.

Armuji mengatakan, upaya penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi oleh Pemerintah Kota Surabaya sudah baik. Hal itu dengan ditopang berbagai indikator di antaranya pertumbuhan ekonomi merangkak naik ke angka 4,29 persen.Bahkan, pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya 2021 melampaui kinerja Jawa Timur dan bahkan Nasional.

Peningkatan itu tercatat dari tahun 2020 terkontraksi4,85 persen, kemudian melompat ke angka 4,29 persen pada tahun 2021."Di tahun 2022 langkah konkret yang dilakukan reformasi struktural, upaya transformasi digital hingga perubahan perilaku masyarakat. Perlahan Surabaya Pulih kembali," kata Armuji.

Meski demikian, dengan adanya sejumlah pelonggaran tersebut, tidak berarti masyarakat juga melonggarkan kedisiplinan mematuhi protokol kesehatan (prokes)."Kami minta masyarakat tetap menjalankan prokes dan 3T (tracing, testing dan treatment). Masyarakat juga dipacu selalu menggunakan Peduli Lindungi bila beraktivitas," katanya.

 

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler