Agar Kualitas dan Kuantitas Ibadah Maksimal Sejak Awal Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat dinanti-nanti oleh umat Islam.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat dinanti-nanti oleh umat Islam yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Namun sering kali umat Islam terjebak dengan pola pikir mengejar pahala dan meningkatkan kualitas serta kuantitas ibadah hanya di sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI), KH Athian Ali, mengingatkan, sebaiknya umat Islam memaksimalkan kualitas dan kuantitas ibadah sejak awal Ramadhan sampai akhir Ramadhan. Jangan hanya meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah di sepuluh hari terakhir Ramadhan.
"Semestinya kualitas dan kuantitas ibadah di sepuluh hari pertama bulan Ramadhan sampai sepuluh hari terakhir Ramadhan sama," kata Kiai Athian kepada Republika, Senin (14/3/2022).
Ia mengatakan, sebaiknya umat Islam maksimal dalam melaksanakan ibadah puasa dan ibadah lainnya sejak awal Ramadhan, pertengahan Ramadhan sampai akhir Ramadhan. Pada siang hari melaksanakan puasa, malam harinya memperbanyak ibadah-ibadah sunnah, seperti sunnah yang khusus dilaksanakan di bulan Ramadhan yakni sholat taraweh.
Ia menerangkan, sebaiknya umat Islam sejak awal sampai akhir Ramadhan berusaha memakmurkan masjid dan memperbanyak itikaf di masjid. Jadi itikaf tidak hanya di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, tapi juga di sepanjang Ramadhan harus lebih banyak berdiam di masjid meski tidak itikaf sempurna.
"Misalnya setelah sholat tarawih, diam di masjid untuk membaca Alquran atau melakukan ibadah lainnya beberapa jam. Bisa juga dibuat program untuk menamatkan membaca Alquran sekali, dua kali atau tiga kali selama Ramadhan," ujarnya.
Kiai Athian menyarankan agar umat Islam memperbanyak amal ibadah lain di bulan Ramadhan misalnya bersedekah. Ibadah sedekah dilakukan di sepanjang Ramadhan tanpa melihat atau memilih hanya bersedekah di sepuluh hari pertama, kedua atau ketiga Ramadhan. Walaupun memang Rasulullah SAW banyak memberikan aba-aba di dalam hadist dan beliau contohkan langsung untuk lebih meningkatkan lagi amal sholeh di sepuluh hari terakhir Ramadhan.
"Tapi menurut saya tidak harus di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Mungkin maksudnya sepuluh hari terakhir Ramadhan karena terkait malam Lailatul Qadar. Karena Rasulullah SAW memberi aba-aba bahwa kemungkinan besar Lailatul Qadar jatuh pada sepuluh hari terakhir Ramadhan," jelas Kiai Athian.
Menurutnya, sebenarnya tidak ada jaminan Lailatul Qadar datang di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Bisa saja Lailatul Qadar datang di pertengahan Ramadhan atau bahkan di awal Ramadhan.
"Oleh karena itu, sebaiknya kita sejak Ramadhan hari pertama sampai akhir mengisi Ramadhan dengan amal ibadah sebanyak-banyaknya, ibadah maksimal dari awal sampai akhir Ramadhan tanpa kita harus menunggu sepuluh hari terakhir Ramadhan," ujarnya.
Kiai Athian mengingatkan, jangan sampai mau sedekah, itikaf dan memperbanyak ibadah hanya di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Sementara diri ini tidak tahu apakah umurnya akan sampai ke sepuluh hari terakhir Ramadhan, jadi sebaiknya perbanyak ibadah dari awal Ramadhan.
"Kalau Allah memanjangkan umur kita sampai sepuluh hari terakhir, maka perbanyak lagi ibadah kita," ujarnya.