Resensi: Buya Hasan Armin, Guru Tarekat Qadariyah Naqsabandiyah

Buya Armin bak sebuah mata rantai dalam transmisi pengajaran tarekat Qadariyah dan Naqsabandiyah di Banten

network /Achmad Syalaby Ichsan
.
Rep: Achmad Syalaby Ichsan Red: Partner

Salam Sahabat! Resensi buku Maktabu kali ini akan mengulas tentang sebuah karya yang mengisahkan profil Abuya Hasan Armin. Nama ini adalah tokoh penting tarekat Qadariyah Naqsabandiyah di Nusantara. Sanad keilmuannya bersambung hingga KH Abdul Halim Kadu Peusing, Syekh Asnawi Caringin, hingga ke Syekh Abdul Karim Tanara.


Dalam genealogi pengajar tarekat Qadiriyah dan Naqsabandiyah di Banten dan sekitarnya, Buya Armin bak sebuah mata rantai penting dalam transmisi peng ajaran tarekat ter sebut. Jejak peninggalannya bisa terlihat hingga seka rang. Buya Armin mewarisi ribuan murid tare kat di Banten dan sekitarnya yang masih meng amalkan ajar annya. Tak hanya itu, masjid dan majelis taklimnya yang berlokasi di Kampung Cibuntu, Pandeglang, pun masih berdiri kokoh.

Ulama tarekat ini dila hirkan pada 1880 di Desa Kadujami, Menes, Pandeglang. Ayahnya, HM Thohir, juga ber asal dari Kadujami, sedangkan ibunya, Hj Siti Sofiah, berasal dari Cio mas, Serang. Ayahnya merupakan ulama terkemuka di Lampung. Dia lebih dikenal dengan sebutan H Rembang. Berdasarkan keterangan Buya Armin semasa hidupnya, ayahnya masih ke tu rungan Sultan Maulana Ha sanudin Banten generasi XIV.

Sebelum 1915 M, Buya Hasan Armin berangkat ke Makkah untuk belajar kepada beberapa guru. Dia bermu kim lebih kurang selama 17 tahun. Selama waktu itu, dia kerap melawat negara-nega ra Arab selain Saudi, seperti Mesir, Palestina, Suriah, Le banon, Yordania, Turki, Qatar, Bahrain, dan Irak. Di dalam kunjung an nya tersebut, dia menemui para ulama dan ber guru kepada mereka. Pada 1932, Buya Hasan Armin kembali ke Indonesia dan me netap di Cibuntu untuk men dirikan pesantren. Dia pun menikahi Hj Siti Aisyah yang kemudian dikaruniai empat anak.

Buya Hasan Armin pun mengajarkan tarekat Qada ri yah-Naqsabandiyah setelah sempat berguru kepada be be rapa tokoh tare kat. Ga bung an tarekat Qada riyah-Naqsaban di yah per tama kali diperke nalkan oleh Syekh Ahmad Khatib Sambas. Syekh Abdul Karim Tanara juga berjasa dalam mengembangkan aliran tarekat Qadariyah-Naqsabandiyah ke pa da masyarakat Banten. Pada gilirannya, Buya Hasan Armin menjadi satu dari sekian guru yang mengajar kan tarekat model ini.

Judul : Pancaran Cahaya Hikmah, Abuya Hasan Armin

Penulis : Mufti Ali, Ph.D, Dr.KH. Soleh Rasyad, Drs. KH M. Ishak Djajatmadja

Penerbit : Republika Penerbit

Cetakan : Desember, 2020

Tebal : vi+192 halaman

sumber : https://maktabu.republika.co.id/posts/83200/resensi-buya-hasan-armin-guru-tarekat-qadariyah-naqsabandiyah
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler