AS: Militer Myanmar Lakukan Genosida Terhadap Muslim Rohingya
AS menyatakan serangan militer Myanmar ke Rohingya adalah genosida.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken secara resmi menyatakan serangan militer Myanmar terhadap Rohingya pada 2016 dan 2017 adalah genosida. Dia mengatakan, ada niat yang jelas untuk menghancurkan minoritas Muslim.
"Saya telah menetapkan bahwa anggota militer Burma melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap Rohingya," kata Blinken, sebagaimana dilansir TRT World, Selasa (22/3/2022).
Blinken melanjutkan, bukti menunjukkan bahwa niat yang jelas di balik kekejaman massal ini adalah niat untuk menghancurkan Rohingya secara keseluruhan atau sebagian. Anggota Kongres, Senator Demokrat Jeff Merkley dari Oregon, menyambut baik langkah yang diantisipasi.
"Saya memuji pemerintahan Biden karena akhirnya mengakui kekejaman yang dilakukan terhadap Rohingya sebagai genosida," katanya dalam sebuah pernyataan.
Menurut Merkley, meskipun penentuan ini sudah lama tertunda, namun ini merupakan langkah yang kuat dan sangat penting dalam meminta pertanggungjawaban rezim brutal ini. Dia juga meminta pemerintah untuk melanjutkan kampanye tekanan terhadap Myanmar dengan menjatuhkan sanksi tambahan kepada pemerintah untuk memasukkan sektor minyak dan gasnya.
Pemerintah Myanmar yang dipimpin militer Myanmar, telah terkena berbagai lapisan sanksi AS sejak kampanye melawan etnis minoritas Rohingya dimulai di negara bagian Rakhine barat negara itu pada tahun 2017. Namun ini bisa menyebabkan tekanan internasional tambahan pada pemerintah Myanmar yang sudah menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional di Den Haag.
Lebih dari 700 ribu Muslim Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar yang mayoritas beragama Buddha ke kamp-kamp pengungsi di Bangladesh sejak Agustus 2017. Pelarian ini mereka lakukan ketika militer Myanmar melancarkan operasi pembersihan sebagai tanggapan atas serangan oleh kelompok pemberontak. Pasukan keamanan Myanmar telah dituduh melakukan pemerkosaan massal, pembunuhan dan pembakaran ribuan rumah.