Kremlin: Hinaan Biden ke Putin Persempit Pemulihan Hubungan AS-Rusia
Hinaan Biden ke Putin mempersempit peluang kedua negara untuk memperbaiki hubungan
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, hinaan yang dilayangkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Presiden Rusia Vladimir Putin mempersempit peluang bagi kedua negara untuk memperbaiki hubungan. Saat mengunjungi kamp pengungsi Ukraina di Warsawa, Polandia, Biden menyebut Putin sebagai “tukang daging”.
Peskov mengungkapkan, seorang pemimpin negara seharusnya dapat mengendalikan emosinya. “Dan, tentu saja, setiap kali penghinaan pribadi seperti itu (diucapkan, mereka) mempersempit jendela peluang bagi hubungan bilateral kita di bawah pemerintahan (AS) saat ini. Hal ini perlu diwaspadai,” ujarnya pada Sabtu (26/3/2022), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Peskov mengaku terkejut Biden dapat melayangkan penghinaan semacam itu kepada Putin. Sebab menurutnya, Biden adalah tokoh pendukung yang antusias terkait pemboman Yugoslavia pada 1999. "Bagaimanapun, dia (Biden) adalah orang yang pernah menuntut, ketika berbicara di televisi di negaranya bahwa Yugoslavia dibom. Itu benar, Yugoslavia dibom. Dia menuntut untuk membunuh orang. Oleh karena itu, tentu aneh mendengar hal seperti itu darinya,” ucapnya.
Baca juga : Mantan Bintang Chelsea Hidup Dalam Ketidakpastian di Rusia
Pada Sabtu lalu, Biden mengunjungi pusat pengungsi Ukraina di sebuah stadion di Warsawa. Gedung Putih mengatakan bahwa Biden telah berbicara dengan para pengungsi dan sukarelawan. Ketika ditanya oleh seorang reporter apa pendapatnya tentang Putin dan tentang yang terjadi di Ukraina, Biden menjawab, "Dia (Putin) seorang tukang daging.”
Pada 21 Maret lalu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia memanggil Duta Besar AS untuk Rusia John Sullivan. Pemanggilan dilakukan untuk menyampaikan bahwa saat ini hubungan Washington dan Moskow berada di ambang kehancuran total.
Kepada Sullivan, Kemenlu Rusia menyampaikan keluhannya tentang pernyataan Joe Biden yang menyebut Vladimir Putin sebagai “penjahat perang”. Moskow tak dapat menerima pernyataan semacam itu. “Pernyataan seperti itu dari presiden AS, tidak layak untuk seorang negarawan berpangkat tinggi, menempatkan hubungan Rusia-Amerika di ambang putus,” kata Kemenlu Rusia.
Biden memang membuat pernyataan semacam itu pada 16 Maret lalu. Biden merespons wartawan di Gedung Putih yang bertanya, apakah dia bakal menyebut Putin penjahat perang setelah melihat kondisi Ukraina digempur Rusia. "Saya pikir dia (Putin) adalah penjahat perang," ujar Biden.
Baca juga : Gedung Putih Jelaskan Pidato Biden tak Serukan Perubahan Rezim di Rusia