Jubir Vaksinasi Covid-19 : Antusiasme Masyarakat Terhadap Booster Menurun
Jubir vaksinasi Covid-19 Kemenkes menyebut persentase booster baru capai 9,60 persen
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan saat ini tingkat antusiasme masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga menurun dibandingkan dosis primer. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada Ahad (27/3), vaksinasi dosis ketiga atau booster baru mencakup 19.995.908 dosis atau 9,60 persen dari target sasaran 208 juta orang.
"Kami edukasi terus-menerus, kami lakukan imbauan termasuk kalau mau mudik, kami sampaikan sebagai bagian tentunya edukasi untuk melindungi orang yang akan dikunjungi dan biasanya kalau sudah lebaran kan kumpul dengan orang yang lebih tua," kata Nadia dalam diskusi daring dikutip Ahad (27/3).
Pada periode mudik tahun ini diprediksi akan ada 80 juta orang melakukan pergerakan. Oleh karenanya, booster sangat diperlukan, selain penerapan protokol kesehatan yang masih wajib dilakukan.
"Booster ini untuk berikan proteksi lebih, tentu (dua dosis vaksin) sudah ada proteksi cuma kan mau lebih lagi proteksinya. Tentunya booster ini kan untuk diri sendir, tapi juga untuk orang-orang yang akan dikunjungi saat nanti Lebaran," imbuhnya.
Oleh karenanya, pihaknya akan menggandeng Dewan Masjid Indonesia untuk akselerasi vaksinasi Covid-19. Upaya ini dilakukan karena untuk memberikan perlindungan kepada para kelompok rentan terutama lanjut usia dan komorbid adalah dengan vaksinasi.
Pemerintah daerah yang menjadi tujuan utama mudik juga diminta untuk segera mengejar cakupan vaksinasi hingga 70 persen, baik vaksinasi dosis pertama, kedua hingga ketiga (booster) sebelum Lebaran 2022. Hal ini lantaran masih ada beberapa daerah yang cakupan vaksinasinya masih di bawah 70 persen.
"Karena masih ada (daerah tujuan mudik) yang cakupan vaksinasi di bawah 70 persen, kami minta akselerasi dengan cara mensosialisasikan vaksin, lalu juga menyediakan sentra vaksin yang bisa dilakukan kerjasama pengurus masjid," kata Nadia.
Ahli Epidemiologi dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman mengatakan, saat mudik Lebaran nanti kelompok lansia dan komorbid menjadi kelompok yang memiliki risiko tinggi tertular. Mirisnya, masih banyak dalam kelompok tersebut belum mendapatkan booster.
"Lindungi lansia saat mudik, lansia kan risiko tinggi, jadi opsi kelompok ini bisa mudik harus sangat kuat kriterianya, harus booster, harus tak dalam kondisi sakit kalau ada hipertensi," ujar Dicky.
Ia juga menyarankan untuk para kelompok rentan yang akan mudik agar menggunakan kendaraan pribadi guna membatasi interaksi dengan banyak orang. Tak hanya itu, orang di sekitar lansia atau komorbid juga harus dipastikan telah mendapatkan vaksin dosis penuh ataupun booster.
"Menggunakan mobil pribadi paling aman .jadi bicara perlindungan pada lansia juga perlindungan dari orang terdekat harus proteksi dua dosis dan booster," tegas Dicky.
"Saat bertemu pada waktu Lebaran, baiknya tetap pakai masker. Kalau memang meragukan lebih baik lakukan antigen sebelum berkunjung. Kalau termyata didatangi. Ya aktivitas mobilitas interaksi tetap dibatasi," tambahnya.
Berdasarkan data Kemenkes RI pada Ahad (27/3), cakupan vaksinasi dosis pertama untuk kelompok lansia baru mencapai 78,92 persen atau sebanyak 17.009.465. Sementara target sasaran vaksinasi dosis pertama adalah 21.553.118.
Untuk vaksinasi dosis kedua baru mencapai angka 13.082.428 atau 60,70 persen. Sementara vaksinasi dosis ketiga baru mencapai 9,96 persen atau baru 2.147.144 lansia yang mendapatkan booster.