Sering Dianggap Sama, Apa Bedanya Maag dengan GERD yang Diderita Maia Estianty?
Maia Estianty sempat dilarikan ke IGD karena mengalami GERD.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sakit maag dan gastroesophageal reflux disease (GERD) sering kali dianggap sebagai satu kondisi yang sama. Meski sama-sama berkaitan dengan lambung, sakit maag dan penyakit yang membuat musisi Maia Estianty dilarikan ke rumah sakit pada akhir pekan lalu itu sebenarnya merupakan dua masalah yang berbeda.
Sakit maag pada dasarnya merupakan rasa tidak nyaman atau nyeri yang terjadi pada lambung. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti adanya luka di lapisan dalam lambung atau infeksi Helicobacter pylori.
Sakit maag bisa menyebabkan beberapa gejala, seperti rasa tidak nyaman atau nyeri di area ulu hati yang disertai dengan beberapa keluhan lain. Keluhan yang mungkin menyertai adalah begah, kembung, hingga perasaan cepat kenyang.
Di sisi lain, GERD adalah suatu kondisi naiknya asam lambung ke kerongkongan. Kondisi ini bisa terjadi karena melemahnya katup atau sfingter yang ada di bagian bawah kerongkongan, sehingga memudahkan isi lambung untuk naik kembali ke kerongkongan.
Dengan kata lain, sakit maag merupakan suatu keluhan yang hanya terjadi di area lambung. Maag itu sendiri merupakan serapan dari bahasa Belanda yang berarti lambung. Sedangkan GERD berkaitan dengan keluhan yang terjadi ketika asam lambung berbalik arah dan naik ke atas kerongkongan.
Dokter spesialis gastroenterologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH mengatakan, ada dua gejala yang dapat membedakan GERD dari sakit maag. Kedua gejala tersebut adalah rasa panas atau terbakar di dada (heartburn) dan mulut terasa pahit.
"(Kalau ada heartburn atau mulut terasa pahit) kita bilang dia sudah GERD," ungkap Prof Ari, dalam virtual media briefing beberapa waktu lalu.
Prof Ari mengatakan, baik sakit maag maupun GERD bisa disembuhkan. Sebagai contoh, ada pasien sakit maag karena infeksi kuman Helicobacter pylori. Sakit maag yang dirasakan pasien bisa sembuh setelah kuman Helicobacter pylori dibunuh atau dieradikasi.
"H.pylori-nya dibunuh, dieradikasi, sembuh pasiennya. Ada pasien saya sudah tidak pernah kontrol lagi karena kumannya sudah nggak ada," jelas Prof Ari.
Pasien GERD juga bisa mencapai kesembuhan setelah menjalani terapi. Terapi untuk menyembuhkan GERD bisa dilakukan dengan penggunaan obat golongan penghambat pompa proton (PPI) atau golongan obat potassium-competitive acid blocker (P-CAB). Setelah mencapai kesembuhan, hal lain yang perlu dilakukan adalah melakukan beberapa upaya untuk mencegah terjadinya kekambuhan.
"Penyakit ini bisa sembuh, tapi penyakit ini bisa kambuh," jelas Prof Ari.
Untuk mencegah kekambuhan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Sebagian di antaranya adalah memperbaiki pola makan, menghindari kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok, serta mengelola stres.
"Kalau kita bisa kendalikan faktor risiko setelah diobati, itu bisa sembuh total," jelas Prof Ari.