Bisnis Perikanan Harus Menguntungkan, Menyejahterakan  dan Berkelanjutan

Keberhasilan program penta helix dalam bisnis perikanan akan dijadikan “role model".

Dok RD Institute
Suasana acara soft launching Pengembangan Usaha Smart Mariculture, Tambak Udang Vaname, dan Konservasi Mangrove Secara Terpadu, Ramah Lingkungan, dan Berkelanjutan di Desa Pejarakan, Kecamatan Grokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, Senin (28/3).
Red: Irwan Kelana

REPUBLIKA.CO.ID, BULELENG -- Prof  Dr Ir Rokhmin Dahuri MS -- Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan dan ‘bidan’ yang merajut kerja sama antara PT Menjangan Emas, BRSDM-KKP, IPB University, Pemkab Buleleng, dan masyarakat lokal Buleleng --   memberikan sambutan, arahan dan motivasi dalam acara soft launching “Pengembangan Usaha Smart Mariculture, Tambak Udang Vaname, dan Konservasi Mangrove Secara Terpadu, Ramah Lingkungan, dan Berkelanjutan”  di Desa Pejarakan, Kecamatan  Grokgak, Kabupaten Buleleng.  


Kegiatan tersebut  diadakan di Buleleng, Senin (28/3). Prof  Rokhmin menyampaikan bahwa  program ini menggunakan teknologi mutakhir berbasis digital dan ekonomi hijau. Seperti automatic sound- based feeder, aplikasi monitor kualitas air dan biosecurity.

Bibit dan benih yang akan dibudidayakan adalah yang unggul (bebas penyakit, resisten terhadap penyakit, dan cepat tumbuh). ”Bibit dan benih tersebut meliputi udang vaname, rajungan, kakap putih, kerapu, dan lobster.  Tenaga kerja lebih dari 80 persen  dari masyarakat lokal,” kata Prof  Rokhmin Dahuri dalam rilis yang diterima Republika.co.id.  

Prof Rokhmin menegaskan, jenis-jenis biota air laut  seperti rajungan dan kepiting selain mencerdaskan, juga menyehatkan dan  menguatkan.  Sebagai informasi,  rajungan proteinnya 22 persen,  juga mengandung posfor, zinc.  Zinc adalah obat untuk stamina laki-laki.

”Tren dunia beralih dari daging merah (sapi) dan daging ayam ke seafood. Karena selain menyehatkan dan mencerdaskan, juga menguatkan,” ujar Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University  itu.

Kenapa harus kerja sama dengan Menjangan Group? ”Supaya usaha ini selain menguntungkan, menyejahterakan masyarakat, juga berkelanjutan.  Bukan sekadar 5-10 tahun, tapi terus-menerus ke anak cucu kita,” ujarnya.

Karena  itu, kata Prof Rokhmin,  perlu kerja sama antara perusahaan, IPB University, KKP terutama  BRSDM,  Politeknik Perikanan Jimbrana, Pemkab Buleleng, dan masyarakat.

Keberhasilan kemitraan penta helix dalam bisnis tambak udang, marikultur, dan konservasi mangrove akan dijadikan “role model” (contoh teladan) dan akan direplikasi di seluruh wilayah NKRI.  (Foto: Dok RD Institute)

Ia menegaskan, bukan hanya Buleleng,  kalau proyek ini berhasil, makan  nanti  akan dikembangkan di seluruh Indonesia.  Model ini akan dikembangkan di seluruh Indonesia. 

”Keberhasilan kemitraan penta helix dalam bisnis tambak udang, marikultur, dan konservasi mangrove ini insya Allah akan dijadikan “role model” (contoh teladan) oleh Pemerintah c.q. KKP dnan, akan direplikasi di seluruh wilayah NKRI,” ujar Prof Rokhmin.

Pentahelix atau multipihak adalah sebuah  konsep di mana  unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media bersatu padu berkoordinasi serta berkomitmen untuk mengembangkan potensi lokal desa dan kawasan perdesaan. Potensi lokal desa dan kawasan perdesaan yang tetap mengedepankan kearifan lokal dan bersumber daya lokal. 

Dalam kesempatan tersebut, turut memberi sambutan Yayan Hikmayani (kepala Riset Perikanan, BRSDM, KKP); Dr  Ir Fredinan Yulianda  MSc; Ir  Gede Putu Aryana (kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten  Buleleng); dan Janitra Lumantoro (dirut  PT Menjangan Emas). 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler