Ganjar Klaim Kemiskinan di Jateng Menurun

Gubernur Ganjar Pranowo mengeklaim angka kemiskinan di Jateng menurun.

Antara/Yusuf Nugroho
Warga miskin di Jawa Tengah antre untuk menerima bantuan. Gubernur Ganjar Pranowo mengeklaim angka kemiskinan di Jateng menurun.
Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Setelah sempat terkontraksi sebesar -2,56 persen akibat pandemi Covid-19 di tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2021 lalu, mulai mengalami peningkatan.

Baca Juga


Program-program pemulihan ekonomi yang digulirkan disebut menjadi faktor penting di balik pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang cenderung positif tersebut.

Hal ini diungkapkan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat menyempaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) tahun 2021, dalam rapat paripurna DPRD Provinsi Jawa Tengah, di gedung Berlian (gedung DPRD Provinsi Jawa Tengah), Kota Semarang, Selasa (29/3/2022).

Menurut gubernur, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2021 secara umum mencapai 3,32 persen. Angka ini, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2020 yang mengalami kontraksi sebesar -2,65 persen.

“Peningkatan pertumbuhan di Jawa Tengah tahun 2021, tidak lepas dari program-program pemulihan ekonomi yang dilakukan, baik di sektor sosial, seperti pembagian bantuan sosial (bansos), maupun di sektor industri seperti bantuan bagi UMKM terdampak pandemi,” jelasnya.

Selain itu, lanjut gubernur, pertumbuhan ekonomi Jawa tengah di beberapa sektor juga telah menunjukkan arah perbaikan untuk kembali pada kondisi normal.

Di mana, kontribusi tertinggi pertumbuhan ekonomi tersebut disumbang oleh sektor konstruksi yang mencapai 7,37 persen, jika dibandingkan dengan tahun 2020 yang terkontraksi sebesar -3,76 persen.

Adapun sektor lain yang turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah antara lain sektor Informasi dan Komunikasi yang tumbuh mencapai 6,04 persen serta Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 5,95 persen.

Kenaikan pertumbuhan yang cukup signifikan, lanjut Ganjar, juga dicatatkan dari sektor- sektor kritikal, seperti sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 3,30 persen jika dibandingkan tahun 2020 yang tercatat -32,38 peren.

“Selanjutnya sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum yang mampu menyumbang pertumbuhan sebesar 5,92 persen jika dibandingkan tahun 2020 yang mengalami -7,98 persen,” tegasnya.

Gubernur juga menyampaikan, pertumbuhan ekonomo yang positif di Jawa Tengah juga diikuti oleh berkurangnya jumlah penduduk miskin di daerahnya. Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah pada bulan September 2021 tercatat berjumlah 3,934 juta orang atau 11,25 persen.

Jumlah ini berkurang sebesar 185,92 ribu orang atau 0,59 persen jika dibandingkan bulan September tahun sebelumnya yang mencapai 4.119 orang atau 11,84 persen.

“Hal ini menunjukan keberhasilan upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam pengentasan kemiskinan di masa pandemi Covid-19,” tandas Gubernur Jawa Tengah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler