Makan Alpukat Betul-Betul Bisa Turunkan Risiko Penyakit Kardiovaskular?
Studi terbaru mengungkap manfaat makan alpukat bagi risiko penyakit kardiovaskular.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada cara enak untuk menurunkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Menurut penelitian, makan alpukat dua kali atau lebih dalam sepekan dapat mencegah risiko penyakit kardiovaskular dan jantung koroner.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association pada Rabu (30/3/2022) lalu, tim peneliti mengemukakan manfaat konsumsi alpukat. Menurut peneliti, mengganti margarin, mentega, telur, yoghurt, keju, dan daging olahan dengan alpukat juga bermanfaat untuk jantung.
Studi tersebut memeriksa data dari lebih dari 68 ribu perempuan dari Nurses' Health Study dan lebih dari 41 ribu pria dari Health Professionals Follow-up Study yang bebas dari kanker, penyakit jantung koroner, dan strok. Diet dinilai menggunakan kuesioner di awal dan kemudian secara berkala setiap empat tahun.
Sebanyak 14.274 kasus insiden penyakit kardiovaskular, termasuk 9.185 kejadian penyakit jantung koroner dan 5.290 strok terdokumentasikan selama 30 tahun masa tindak lanjut. Setelah menyesuaikan gaya hidup dan faktor diet lainnya, konsumen yang makan alpukat dua kali atau lebih dalam sepekan tampak memiliki 16 persen lebih rendah risikonya terkena penyakit kardiovaskular.
Mereka juga 21 persen lebih rendah risikonya terkena penyakit jantung koroner. Itu jika dibandingkan dengan orang-orang yang tidak makan alpukat.
Dilansir Fox News, Jumat (1/4/2022), tidak ada kaitan yang signifikan antara pola makan tersebut dengan strok. Sementara itu, mengganti setengah porsi margarin, mentega, telur, yoghurt, keju, atau daging olahan per hari dengan jumlah alpukat yang setara dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular 16 hingga 22 persen lebih rendah.
Dalam memperkirakan risiko penyakit kardiovaskular dengan mengganti setengah porsi alpukat dalam jumlah yang setara dengan jenis makanan lain yang mengandung lemak, para peneliti menuliskan bahwa alpukat tidak terkait dengan lebih rendahnya risiko penyakit kardiovaskular dan penyakit jantung koroner.
"Meskipun kami juga mengamati risiko strok bisa jauh lebih tinggi ketika mengganti semua minyak nabati dengan alpukat, hasil ini mungkin disebabkan oleh kemungkinan beberapa makanan pengganti yang berbeda dan hasilnya telah kami periksa," kata mereka.
Peneliti mengatakan temuan itu penting untuk rekomendasi kesehatan masyarakat, apalagi konsumsi alpukat telah meningkat tajam seperti di Amerika. Masyarakat mengonsumsi alpukat lebih sering selama 20 tahun terakhir.
Studi lebih lanjut masih diperlukan untuk menilai dampak dan efektivitas asupan alpukat dalam mengurangi risiko penyakit tersebut. Alpukat memiliki lemak sehat, tetapi buah itu bukan makanan rendah kalori. Satu buah alpukat biasanya memiliki antara 200 hingga 300 kalori, tergantung pada ukurannya.