Mohammad Natsir, Bapak NKRI
Mohammad Natsir mengajukan Mosi Integral di Parlemen RIS pada 3 April 1950.
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Hari ini 72 tahun lalu, tepatnya pada Pada 3 April 1950, Ketua Fraksi Partai Masyumi, Mohammad Natsir mengajukan ”Mosi Integral” di Parlemen RIS (Republik Indonesia Serikat). Peristiwa yang dikenal sebagai ”Mosi Integral Natsir” itu memungkinkan bersatunya Negara-Negara Bagian RIS ke dalam NKRI.
Dinukil dari buku Muhammad Natsir: 70 Tahun Kenang-kenangan Kehidupan dan Perjuangan, Mosi Integral Natsir itu mengantarkan terbentuknya kembali NKRI setelah sempat terpecah-pecah. Mohammad Hatta mengatakan, bergabungnya RIS menjadikan Proklamasi Kedua secara resmi diumumkan pada 17 Agustus 1950 setelah Proklamasi pertama pada 17 Agustus 1945 dibacakan untuk menyatakan kemerdekaan dari penjajahan. RIS yang merupakan hasil konferensi Inter Indonesia antara delegasi Republik Indonesia dan delegasi BFO – di Yogyakarta 19-22 Juli 1949, resmi dibubarkan.
BACA JUGA: Bacaan Doa Buka Puasa Ramadhan 2022
BFO dibentuk Belanda untuk mengepung Republik Indonesia. BFO beranggotakan Negara Dayak Besar, Negara Indonesia Timur, Negara Borneo Tenggara, Negara Borneo Timur, Negara Borneo Barat, Negara Bengkulu, Negara Biliton, Negara Riau, Negara Sumatera Timur, Negara Banjar, Negara Madura, Negara Pasundan, Negara Sumatera Selatan, Negara Jawa Timur, dan Negara Jawa Tengah. Pembentukan BFO ini adalah strategi Belanda untuk menunjukkan kepada dunia internasional jika Republik Indonesia hanyalah sebagian Pulau Jawa, Madura, dan Sumatera.
Mosi Integral Mohammad Natsir merupakan tonggak sejarah penting dan menentukan dalam sejarah kehidupan bangsa. Sebab, mosi ini menyatukan dan menyelamatkan Indonesia dari upaya perpecahan sekaligus bukti komitmen tokoh-tokoh Islam terhadap NKRI.
Pada HUT Republik Indonesia kelima, 17 Agustus 1950 Presiden Bung Karno mengumumkan lahirnya NKRI. Dalam pidatonya dia menyatakan, “Hari ini 17 Agustus 1950 berdirilah kita sudah atas bumi negara kesatuan yang tidak mengenal negara bagian dan tidak mengenal RIS melainkan hanya mengenal satu Republik Indonesia saja, dengan satu daerahnya, satu undang-undang dasarnya, satu pemerintahnya.” (ada yang mengatakan ini semacam Proklamasi Indonesia kedua).
Paham sekuler menganggap keberadaan Islam di Indonesia biang masalah. Yang lebih menyakitkan mereka menyebut umat Islam tidak memiliki jasa dan andil terhadap kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia. Mosi Integral Natsir, pada 3 April 1950 ini bisa menjadi pengungat jika semua itu salah.
Pemerintah RI pun telah mengakui jasa besar Mohammad Natsir untuk bangsa Indonesia. Pada tahun 2008, Mohammad Natsir, pendiri dan Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) yang pertama, mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional. Salah satu jasa besarnya adalah mengembalikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
BACA JUGA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Gus Baha: Rokok Haram, Tapi...
> Haramkan Bekerja di Perusahaan Rokok, Ustadz Khalid: Sampai Kapan Anda Mau Makan yang Haram
> Humor Gus Dur: Di Pesantren Santri Dilarang Merokok, Kalau Kiai Boleh
> Sujiwo Tejo: Babi Saja Buatan Tuhan Diharamkan, Apalagi Wayang Buatan Manusia
> Sama-Sama Ditolak GP Ansor dan Bermarga Basalamah, Apakah Ustadz Khalid dan Ustadz Syafiq Kakak Adik
> Siapa Sebenarnya Sarinah, Sampai-Sampai Namanya Jadi Nama Mal Pertama di Indonesia
TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA: