Agar tak Terjebak Investasi Bodong, Masyarakat Diajak Berinvestasi di Platform Berizin
Berinvestasi sebaiknya di platform yang telah berizin dan diawasi oleh regulator di sektor jasa keuangan.
Satgas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum lama ini merilis praktik-praktik investasi bodong yang telah merugikan masyarakat Indonesia hingga Rp 117,4 triliun dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Sebagai ilustrasi, apabila uang tersebut dibagikan secara merata kepada 270 juta penduduk Indonesia, maka setiap orang akan mendapatkan sekitar Rp 435 ribu.
Maraknya praktik investasi bodong ini berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap produk investasi. Ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi platform investasi yang berizin dan diawasi regulator di sektor jasa keuangan (OJK), semisal bibit.id.
Karena itu, aplikasi investasi reksadana dan surat berharga negara (SBN) untuk pemula ini mengajak masyarakat berinvestasi di platform yang berizin dan diawasi regulator.
"Bibit senantiasa mengajak dan mengingatkan masyarakat Indonesia untuk hanya berinvestasi di platform yang telah berizin dan diawasi oleh regulator di sektor jasa keuangan, misalnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ujar Head of Digital Marketing Bibit Angie Anandita dalam keterangan tertulis kepada media, Ahad, 3 Aprl 2022.
Angie juga mengajak masyarakat mengambil keputusan secara bijaksana dan tidak trauma terhadap investasi. Ia menyampaikan sedikitnya dua tantangan utama yang dihadapi oleh bibit.id, selain maraknya praktik investasi bodong, dalam misinya mengajak masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di pasar modal.
Tantangan utama itu adalah masih rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat. Meskipun berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan tingkat inklusi keuangan masyarakat Indonesia pada 2019 telah mencapai 76,19 persen, namun tingkat literasi keuangannya masih 38,03 persen.
Menyikapi hal ini, pada 2021, bibit.id telah mengadakan lebih dari 80 sesi edukasi secara gratis kepada publik. Pada 2022, upaya-upaya serupa akan dilanjutkan dan digencarkan dengan cara bermitra dengan berbagai organisasi seperti lembaga pendidikan, pelaku industri di sektor jasa keuangan, media massa, komunitas profesi, komunitas hobi, dan lembaga nonprofit.
"Kami menghadirkan fitur-fitur yang relevan dan menarik serta menggencarkan upaya edukasi publik, ini merupakan dua komponen yang tidak terpisahkan," jelas Angie.
Sebagai aplikasi investasi yang didominasi generasi milenial di 500 kota di Indonesia, bibit.id menyadari arti pentingnya upaya-upaya digital marketing yang menarik, bermanfaat, namun juga terukur.
Menurut Angie, kebanyakan pengguna bibit.id adalah investor pemula berusia 18-35 tahun yang berasal dari kalangan pelajar, fresh graduate, ibu rumah tangga, pekerja kantoran serta orang tua muda. Para pengguna itu tergolong sebagai digital native yang mendambakan kemudahan dan kecepatan dalam beraktivitas, termasuk dalam berinvestasi.