Vaksin Semprot Hidung Sputnik V Diklaim Ampuh Lawan Omicron, tak Punya Efek Samping

Vaksin Sputnik V dikembangkan oleh Rusia.

Sputnik V
Vaksin intranasal Sputnik V diklaim dapat ditoleransi dengan baik, tidak memiliki efek samping. Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Rusia itu juga disebut sama efektifnya dengan vaksin yang disuntikkan.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksin Sputnik V versi semprotan hidung diklaim cukup ampuh melawan varian omicron penyebab Covid-19. Manfaat yang ditawarkan pun tidak jauh berbeda dengan vaksin jenis suntikan.

Baca Juga


Kementerian Kesehatan Rusia pada 1 April mengabarkan akan mengadopsi vaksin hidung pertama di dunia untuk Covid-19 itu. Vaksin akan tersedia dalam tiga hingga empat bulan, menurut laporan kantor berita Rusia TASS pada Januari lalu.

Sputnik V juga membuat pengumuman serupa pada Rabu (6/4/2002) di Twitter

"Kementerian Kesehatan Rusia mendaftarkan versi hidung Sputnik V, vaksin intranasal pertama di dunia untuk melawan Covid-19," cicit perusahaan, seperti dilansir Times Now News, Kamis (7/4/2022).

Hasil laboratorium mengungkapkan bahwa vaksin menawarkan perlindungan dalam bentuk suntikan, sehingga pasti akan efektif juga dalam bentuk hidung. Kini, dr Denis Logunov, seorang pakar dari dari Gamaleya Center juga menyoroti tentang efektivitas vaksin intranasal.

Melalui cicitan yang diunggah pada tanggal 5 April di akun Twitter resmi Sputnik V, Logunov mengklaim bahwa vaksin intranasal Sputnik dapat ditoleransi dengan baik di antara penerimanya. Artinya, pemberian vaksin melalui semprotan di hidung itu sangat jarang menimbulkan efek samping. Setelah divaksinasi, tidak satu pun penerimanya terpantau mengalami demam. 

Booster intranasal sebanding dengan yang disuntikkan dan bahkan membentuk kekebalan tambahan,” tulis dia.

Efek samping vaksin Covid-19

Sementara vaksin hidung disebut jarang menimbulkan efek samping, vaksin yang disuntikkan sedikit berbeda. Vaksin suntikan bisa berupa dosis tunggal ataupun serangkaian dosis, dibuat untuk mengimunisasi orang terhadap infeksi virus corona.

Ada beberapa vaksin yang melibatkan dua suntikan, namun juga menawarkan manfaat serupa hanya dalam satu kali suntik. Vaksin dibuat dari versi virus yang mati atau dilemahkan untuk membantu sistem kekebalan tubuh mengembangkan antibodi.

Hanya saja, dalam proses pembuatan antibodi, seseorang biasanya akan mengalami beberapa efek samping sementara. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), beberapa efek samping sementara yang paling sering dilaporkan dari vaksin Covid-19 meliputi:

Kemerahan di area suntikan 

Bengkak di lengan

Sakit di lengan

Demam

Meriang

Mual

kelelahan

Sakit kepala

Nyeri otot

 

Dalam kebanyakan kasus, efek samping ini reda dalam satu atau dua hari. Orang yang mengalaminya juga bisa memanfaatkan bantuan obat seperti parasetamol.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler