12 Daftar Gejala Covid-19 Terbaru Versi Layanan Kesehatan Nasional Inggris

Memperbarui daftar gejala Covid-19, Inggris dikecam karena tiadakan tes gratis.

www.freepik.com.
Pilek termasuk salah satu gejala Covid-19 (ilustrasi). NHS Inggris selama dua tahun terakhir hanya mencantumkan tiga gejala utama Covid-19, yaitu demam tinggi, batuk terus menerus, dan kehilangan atau perubahan indra penciuman atau pengecap.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak sembilan gejala Covid-19 baru telah ditambahkan ke daftar Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), termasuk tanda umum seperti sakit tenggorokan, sakit kepala, atau kelelahan.

Pembaruan datang beberapa hari setelah pemerintah setempat mengakhiri pengujian massal gratis. Hal ini juga memicu kekhawatiran tentang bagaimana warga, terutama golongan ekonomi rendah, bisa membedakan apakah mereka terinfeksi Covid-19 atau tidak.

Baca Juga


Selama dua tahun terakhir, NHS hanya mencantumkan tiga gejala utama Covid-19, yaitu demam tinggi, batuk terus menerus, dan kehilangan atau perubahan indra penciuman atau pengecap. Kini, NHS memperbarui daftarnya menjadi 12 dan menekankan bahwa tanda itu sangat mirip dengan gejala penyakit lain, seperti pilek dan flu.

Masyarakat disarankan tetap di rumah jika mereka juga memiliki gejala suhu tinggi atau merasa tidak cukup sehat untuk melanjutkan aktivitas normal. Gejala baru yang ditambahkan adalah sebagai berikut:

- sesak napas

- nyeri tubuh

- hidung tersumbat atau meler

- kehilangan nafsu makan

- diare

- merasa sakit.

Banyak ahli menyambut baik perluasan gejala yang diakui NHS. Akan tetapi, mereka juga mengkritik keputusan untuk menghentikan pengujian rutin.

Dr Kit Yates dari Bath University mengatakan, peniadaan tes Covid-19 gratis itu bisa membuat frustrasi masyarakat miskin. Keputusan itu juga akan membatasi kemampuan banyak orang untuk mengetahui apakah mereka memiliki Covid atau tidak sehingga bisa menanganinya dengan tepat.

Daftar gejala resmi sekarang sangat luas, tetapi tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk mengambil cuti berminggu-minggu.

"Selalu bijaksana untuk tinggal di rumah ketika merasa sangat tidak sehat dan tidak berinteraksi sosial agar tidak menyebarkan penyakit menular," kata dr Yates, seperti dikutip dari Express.co.uk, Kamis (7/4/2022).

Christina McAnea, sekretaris jenderal serikat pekerja Unison, mengkritik putusan pemerintah yang akan sangat berdampak terhadap orang miskin. Memperbarui informasi mengenaii jumlah gejala Covid019 dinilai tidak ada gunanya jika orang tidak mampu secara ekonomi untuk melakukan tes atau mengisolasi diri.

"Pekerja bergaji rendah tidak memiliki uang tunai untuk membayar tes," katanya.

Gary Smith, sekretaris jenderal GMB, memperingatkan bahwa staf menghadapi kecemasan tambahan tanpa akses ke pengujian gratis. Publik disarankan untuk mengisolasi diri selama lima hari ketika positif Covid-19, tetapi tidak lagi diberikan sarana untuk pengetesan.

Sementara itu, daftar gejala yang telah diperluas sedemikian rupa bisa hampir tidak berarti. Keputusan seakan berantakan dan pedoman terbaru bisa menyebabkan kebingungan.

"Apakah pekerja dengan gaji rendah menurut undang-undang akan membayar untuk tes yang dapat menyebabkan mereka kehilangan gaji tiga hari? Sepertinya tidak mungkin," ujar Smith.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler