Tradisi Hadrat Khas Ramadhan Negeri Hila yang Masih Bertahan 

Tradisi hadrat untuk membangunkan warga sahur puasa Ramadhan

ANTARA/Izaac Mulyawan
Ilustrasi tradisi hadrat. Tradisi hadrat untuk membangunkan warga sahur puasa Ramadhan
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON— Warga Negeri Hiladi Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku,mempertahankan tradisi hadrat untuk membangunkan warga Muslim yang hendak sahur selama Ramadhan 1443 Hijriyah.

Baca Juga


Pada Jumat pukul 01.45 WIT, puluhan pemuda Negeri Hilayang mengenakan pakaian putih berkeliling kampung sambil melantunkan dzikir dengan iringan tabuhan rebana untuk membangunkan warga yang hendak sahur sebelum menunaikan ibadah puasa.

Hadrat berlangsung sampai sekitar pukul 03.30 WIT dan sebagaimana biasa diakhiri dengan pembacaan syair bernuansa Ramadhan.

Menurut tokoh adat Negeri Hila, Zulkarnain Ely, selamabulan suci Ramadhan hadrat dilakukan dua kali sepekan.

Dia menuturkan bahwa biasanya pawai hadrat paling ramai pada malam ke-27 Ramadhan atau tiga hari menjelang Hari Raya Idul Fitri.

"Tradisi ini memang tidak berbeda jauh dengan membangunkan sahur di daerah lain, namun pendahulu kita membuatnya dengan tujuan agar budaya zikir tetap lestari di kalangan anak muda maupun masyarakat pada umumnya," katanya.

Dia menuturkan bahwa hadrat merupakan tradisi turun-menurun di Negeri Hila. Beberapa tahun lalutradisi tersebut sempat tidak bisa dilaksanakan karena para penabuh rebana sudah lanjut usia.

"Tapi kita sudah punya komunitas yang sebagian besar diisi oleh pemuda. Kita ajarkan mereka cara main rebana dan Alhamdulillah di hari ketiga Ramadhansemua bisa sama-sama berpartisipasi untuk melestarikan tradisi ini," katanya.

"Semoga generasi muda negeri ini tetap menjaga warisan leluhur. Apa yang dibuat leluhur tentu bermakna baik. Hilang tradisi, hilang budaya, berarti hilang jati diri," demikian Zulkarnain Ely.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler