Kelompok Lingkungan Tegur Anies, Emil, Ganjar, dan Khofifah
Pencemaran mikroplastik di empat sungai nasional tersebut merupakan ancaman serius.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Riset terbaru Environmental Conservation Organization (Ecoton) menemukan bahwa empat sungai besar di Pulau Jawa tercemar mikroplastik yang membahayakan masyarakat. Karena itu, tiga kelompok pemerhati lingkungan melayangkan teguran kepada empat gubernur yang bertanggung jawab menjaga sungai-sungai itu.
Empat sungai yang tercemar mikroplastik itu adalah Sungai Brantas di Jawa Timur; Sungai Bengawan Solo di Jawa Tengah dan Timur; Sungai Citarum di Jawa Barat; serta Sungai Ciliwung di Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Adapun kelompok pemerhati lingkungan yang melayangkan teguran adalah Ecoton, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), dan Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI). Mereka menegur Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Pendiri Ecoton, Daru Setyorini menjelaskan, tercemarnya empat sungai itu oleh mikroplastik terjadi karena pemerintah provinsi salah dalam mengelola sampah dan buruk dalam mengelola sungai. Baginya, para gubernur itu telah gagal memenuhi hak warganya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
"Atas pertimbangan tersebut, kami melayangkan somasi atau teguran kepada para gubernur di Jawa agar segera merespon krisis kualitas air sungai dan sampah di wilayah administratif masing-masing," kata Daru dalam konferensi pers daring, Selasa (12/4).
Daru berpendapat, untuk memulihkan empat sungai itu, pemerintah setidaknya membutuhkan lima hal. Mulai dari instrumen hukum pengelolaan sampah dan limbah, kelembagaan formal yang kuat mulai dari tingkat desa hingga provinsi, sarana-prasarana pengelolaan sampah yang mudah dioperasikan, pelibatan aktif masyarakat, hingga alokasi anggaran memadai.
Riset Ecoton
Ecoton meneliti pencemaran mikroplastik di empat sungai tersebut dalam rentang waktu Agustus 2021 hingga April 2022. Direktur Eksekutif Ecoton, Prigi Arisandi mengatakan, mikroplastik adalah serpihan serpihan plastik yang berukuran kurang dari lima milimeter.
Risetnya menemukan 97 partikel mikroplastik per 100 liter air Sungai Bengawan Solo. Sedangkan di Citarum ditemukan 121 mikroplastik/100 liter air, Ciliwung 198 mikroplastik/100 liter air, serta Brantas 107/100 liter air.
Prigi bilang, pencemaran mikroplastik di empat sungai nasional tersebut merupakan ancaman serius bagi manusia karena tak hanya mencemari aliran airnya, tapi juga rantai makanan. Sebab, empat sungai itu merupakan sumber air baku PDAM dan juga sumber irigasi pertanian.
Sialnya, lanjut Prigi, kontaminasi mikroplastik ini sudah masuk ke dalam tubuh manusia. Hal ini diketahui usai pihaknya meneliti tinja milik 102 manusia yang hidup bergantung pada empat sungai itu. "Sampel kotorannya masing-masing 10 gram. Kita menemukan rata-rata sekitar 17-20 partikel mikroplastik dalam feses manusia itu," ujarnya.
Prigi mengingatkan, keberadaan mikroplastik dalam tubuh berpotensi menimbulkan sejumlah risiko kesehatan. Pertama, risiko gangguan perkembangan otak, pemicu kanker, dan diabetes karena mikroplastik mengandung zat aditif Bisphenol-A.
Kedua, kandungan phthalate dalam mikroplastik dapat menimbulkan gangguan sistem hormon seperti menstruasi dini, kualitas dan kuantitas sperma menurun, serta menopause dini. Ketiga, risiko terkontaminasi bakteri E.Coli (penyebab penyakit diare) dan S.Typhi (penyebab penyakit tipes) karena patogennya menempel pada mikroplastik.