9 Gejala Omicron Tersering pada Orang yang Sudah Divaksinasi
Orang yang sudah divaksinasi Covid-19 cenderung mengalami gejala mirip pilek.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seperti halnya varian-varian lain, omicron juga dapat memicu timbulnya beragam gejala Covid-19. Pada individu yang sudah divaksinasi lengkap dan terinfeksi omicron, ada sembilan gejala Covid-19 yang tampak lebih sering muncul dibandingkan gejala lainnya.
Kedelapan gejala di antaranya diketahui melalui sebuah studi di Norwegia yang telah dipublikasikan dalam jurnal Eurosurveillance. Menurut studi ini, ada delapan gejala Covid-19 yang paling sering muncul pada individu yang sudah vaksinasi lengkap dan terinfeksi omicron.
Kedelapan gejala tersebut adalah sebagai berikut:
- batuk
- hidung beringus
- lelah
- nyeri tenggorokan
- sakit kepala
- nyeri otot
- demam
- bersin
Batuk, hidung beringus, dan lelah merupakan yang paling sering muncul. Di antara kedelapan gejala tersebut, bersin dan demam lebih jarang muncul.
Ada satu gejala omicron lain yang juga cukup umum ditemukan. Seperti dilansir Express, gejala tersebut adalah mual.
Menurut para ahli, kesembilan gejala kunci omicron ini memberikan tantangan tersendiri. Karena tak seperti gejala kehilangan indra penciuman atau perasa yang khas, kesembilan gejala kunci omicron merupakan gejala yang sangat umum dan mirip seperti gejala pilek sehingga sulit dibedakan.
Bahkan, menurut Profesor Tim Spector dari King's College, sekitar setengah dari kasus pilek baru kemungkinan adalah kasus Covid-19. Meski gejala omicron dan selesma cukup mirip, ada dua tanda peringatan awal yang bisa membantu membedakan keduanya.
Menurut Dr Angelique Coetzee dari South African Medical Association, dua tanda peringatan awal tersebut adalah rasa lelah dan pening atau seperti akan pingsan. Individu yang mengalami gejala seperti pilek dan disertai gejala lelah atau seperti akan pingsan perlu mewaspadai kemungkinan terkena Covid-19.
Gejala lelah ini bisa muncul sebagai rasa sakit yang dapat memicu terjadinya lemah atau nyeri otot. Tak jarang, gejala lelah ini muncul dalam bentuk penglihatan kabur, kehilangan nafsu makan, atau sakit kepala.
Di sisi lain, ini juga bukan kali pertama keluhan pening atau rasa seperti akan pingsan dikaitkan dengan varian omicron. Sebuah studi di Jerman juga mengindikasikan adanya hubungan di antara gejala tersebut dengan varian omicron.
Saat ini, omicron telah menjadi varian yang dominan di banyak negara. Salah satu alasannya adalah karena omicron memiliki tingkat transmisi yang lebih tinggi.
Selain itu, varian omicron juga tampak memiliki kemampuan untuk menghindari perlindungan yang dibentuk oleh dua dosis vaksin Covid-19. Hal ini membuat pemberian booster atau dosis ketiga vaksin Covid-19 menjadi sesuatu yang sangat dianjurkan.