Alasan Pemerintah Yakin Ledakan Mudik Tahun Ini tak akan Picu Kenaikan Kasus Covid-19
Pemerintah memprediksi akan ada 80 juta orang melaksanakan mudik pada tahun ini.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Dessy Suciati Saputri
Pemerintah sudah mengizinkan masyarakat untuk melaksanakan mudik pada masa Idulfitri tahun ini. Berdasarkan survei dari pemerintah, sebanyak 80 juta orang diprediksi akan melakukan mudik.
Syarat mudik tahun ini juga dipermudah. Bahkan, pemerintah sudah memperbolehkan anak di bawah 18 tahun untuk melaksanakan mudik tanpa vaksinasi dosis ketiga atau booster dan tes Covid-19.
"Maka untuk anak-anak (di bawah) 18 tahun boleh bepergian yang sudah disuntik dua kali tanpa dites antigen atau PCR," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (18/4/2022).
Airlangga menyebut pemudik khusus dari Jabodetabek, akan berjumlah sedikitnya 14 juta orang. Dengan tujuan utama mudik ke wilayah Jawa Tengah.
"Dari Jabodetabek saja 14 juta dan tujuan mudik yang pertama adalah Jawa Tengah. Jadi kira-kita kita paham apa yang terjadi dan kemacetan akan jadi hal yang luar biasa," ujar Airlangga.
Ia juga menyampaikan, masyarakat diperbolehkan untuk menggelar halal bil halal di kediamannya. Ia mengingatkan agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan selama pelaksanaannya.
"Jadi sudah bisa langsung dan Alhamdulillah dengan situasi ini kita diizinkan juga untuk sholat Taraweh, maupun sholat saat Idulfitri. Tentu kita harus menjaga prokes dan sudah dibolehkan halal bil halal, tetap harus menjaga prokes," ujar Airlangga.
Berdasarkan survei preferensi mudik Lebaran 2022 dari Pegipegi dari 600 responden di Indonesia pada 18 - 30 Maret 2022, sebanyak 80 persen responden akan melakukan mudik pada tahun ini. VP of Commercial & Marketing Pegipegi, Ryan Kartawidjaja mengatakan berdasarkan survei tersebut, kota tujuan mudik favorit adalah Yogyakarta, Solo, Surabaya, Bandung, Semarang, Padang, Purwokerto, Palembang, Medan, dan Malang.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa sebanyak 35 persen responden memilih pesawat sebagai transportasi mudik, disusul oleh 35 persen lainnya yang memilih mobil pribadi. Selain itu, kereta api, bus dan travel juga menjadi alternatif transportasi mudik favorit yang dipilih oleh masyarakat.
Bagi mereka yang berencana mudik, sebanyak 41 persen orang memilih untuk berangkat mudik pada H-3 Lebaran, di mana 35 persen dari mereka akan mudik menggunakan pesawat. Sedangkan 19 persen responden memilih mudik pada H-7 lebaran. Disusul sebanyak 14 persen akan mudik pada H-1 Lebaran. Sedangkan untuk arus balik, 37 persen orang memilih untuk kembali pada H+7 lebaran, dan sebanyak 27 persen memilih H+3 Lebaran.
Pada periode Lebaran tahun ini, pihaknya menargetkan akan adanya peningkatan hingga 10 kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu. Antusiasme ini juga mempengaruhi pemesanan tiket pesawat yang kian meningkat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin mengimbau masyarakat agar melakukan mudik lebih awal guna menghindari terjadinya kemacetan parah saat puncak arus mudik pada 28-30 April mendatang. Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan, akan terdapat 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor yang akan digunakan oleh para pemudik ke kampung halaman.
“Ini adalah jumlah yang sangat besar dan diperkirakan akan terjadi kemacetan parah. Oleh karena itu, saya mengajak masyarakat untuk menghindari puncak arus mudik pada tanggal 28, 29 dan 30 April 2022,” kata Jokowi saat memberikan keterangan pers terkait imbauan mudik lebaran di Istana Merdeka, Jakarta yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (18/4/2022).
“Untuk itu, saya mengajak masyarakat untuk mudik lebih awal. Tentu saja menyesuaikan dengan jadwal libur dari tempat bekerja,” ujar Jokowi menambahkan.
Dalam kesempatan ini, Jokowi juga mengingatkan masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Utamanya memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Adapun, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meyakini, penyelenggaraan mudik lebaran 2022 kali ini akan berjalan lancar dan tak menyebabkan terjadinya kenaikan kasus Covid-19 di masyarakat. Sebab, berdasarkan hasil serosurvei ditemukan sebanyak 99,2 persen masyarakat Indonesia saat ini sudah memiliki antibodi Covid-19.
“Itu yang menyebabkan kenapa kami percaya pemerintah bahwa insyaallah Ramadan kali ini, mudik kali ini bisa berjalan dengan lancar tanpa membawa dampak negatif kepada masyarakat kita,” ujar Menkes Budi, Senin.
Selain banyaknya masyarakat yang telah memiliki antibodi Covid-19, kadar antibodi yang dimiliki masyarakat pun juga tinggi. Dari hasil serosurvei yang dilakukan, kadar antibodi masyarakat tercatat menyentuh angka 7.000-8.000.
Dengan demikian, akan membantu masyarakat untuk mengurangi risiko masuk rumah sakit saat terpapar virus Covid-19. Namun, Menkes meminta masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatiannya, mengingat masih ada potensi penularan virus dan masih tingginya kasus di beberapa negara tetangga seperti Cina dan juga Hong Kong.
“Kenapa? Karena tetap banyak yang kita belum ketahui dari virus ini dan beberapa negara tetangga negara besar seperti China, Hong Kong itu kasusnya masih naik tinggi. Kalau kita kasus hariannya 600, Korea Selatan itu masih ratusan ribu,” jelasnya.
Budi juga menyampaikan, capaian vaksinasi Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan. Saat ini, hampir 200 juta masyarakat atau sebanyak 198 juta masyarakat Indonesia telah mendapatkan vaksinasi Covid-19.
“Alhamdulilah sampai sekarang sudah 392 juta dosis vaksin diberikan ke 198 juta masyarakat Indonesia. Sudah hampir 200 juta dalam waktu 15 bulan. Ini pencapaian yang luar biasa,” kata Budi.