Rusia Hancurkan Gudang Senjata AS dan Eropa di Ukraina

Gudang senjata itu dihancurkan menggunakan rudal berpresisi tinggi.

AP Photo/Mykola Tys
Petugas pemadam kebakaran bekerja untuk memadamkan api setelah serangan udara menghantam sebuah toko ban di Lviv, Ukraina, Senin, 18 April 2022. Rudal Rusia menghantam kota Lviv di Ukraina barat pada hari Senin, menewaskan sedikitnya enam orang, kata pejabat Ukraina. pasukan meningkatkan serangan pada infrastruktur dalam persiapan untuk serangan habis-habisan di timur.
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Militer Rusia mengatakan berhasil menghancurkan gudang yang menyimpan pasokan senjata Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa di kota Lviv, Ukraina. Misi penghancuran itu dilaksanakan armada jet tempur Rusia.

Baca Juga


“Angkatan Bersenjata Rusia menghancurkan pusat logistik dan pengiriman besar senjata asing yang ada di dalam, yang tiba di Ukraina dari AS dan negara-negara Eropa selama enam hari terakhir,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov pada Senin (18/4/2022), dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.

Dia mengungkapkan, gudang senjata itu dihancurkan menggunakan rudal berpresisi tinggi yang diluncurkan jet tempur Rusia. Menurut Konashenkov, sejak melancarkan “operasi militer khusus” di Ukraina pada 24 Februari lalu, Rusia berhasil menghancurkan 331 fasilitas militer.

“Pasukan rudal dan artileri menghantam 331 fasilitas militer. Sembilan pos komando, gudang senjata rudal dan artileri, serta 315 daerah konsentrasi tenaga kerja musuh di daerah pemukiman Popasnaya dan Novomayorskoye terkena serangan,” kata Konashenkov.

Saat ini Rusia tengah mengonsentrasikan pasukannya di timur dan selatan Ukraina. Mereka dilaporkan bersiap meluncurkan serangan darat ke Donbas. Menurut PBB, sejak pertempuran pecah pada 24 Februari lalu, lebih dari 1.300 warga sipil di Ukraina terbunuh akibat serangan Rusia. PBB memperkirakan, jumlah kematian bisa lebih tinggi. Sementara itu warga Ukraina yang mengungsi ke negara-negara tetangga sudah menembus 5 juta orang.

Rusia dan Ukraina sudah beberapa kali melakukan negosiasi untuk mengakhiri pertempuran. Namun hingga kini proses itu belum membuahkan hasil. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler