Menko Airlangga: 14 Juta Orang di Jabodetabek Mudik, Jawa Tengah Paling Banyak
Menko Airlangga ajak para pemudik tetap jaga prokes selama mudik
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan pemerintah sudah mengizinkan masyarakat untuk melakukan mudik pada perayaan Idul Fitri mendatang. Berdasarkan survei dari pemerintah, sebanyak 80 juta orang diprediksi akan melakukan mudik.
"Tentu diharapkan cuti massal ini dapat dimanfaatkan untuk mudik dan berdasarkan survei yang dilakukan, yang akan mudik lebih dari 80 juta orang," ujar Airlangga dalam peringatan Nuzulul Quran di Masjid Auinul Hikmah, Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (18/4).
Adapun dari Jabodetabek, sebanyak 14 juta orang akan melakukan mudik pada Idul Fitri mendatang. Jawa Tengah menjadi tujuan utama dari mayoritas pemudik.
"Dari Jabodetabek saja 14 juta dan tujuan mudik yang pertama adalah Jawa Tengah. Jadi kira-kita kita paham apa yang terjadi dan kemacetan akan jadi hal yang luar biasa," ujar Airlangga.
Ia juga menyampaikan, masyarakat diperbolehkan untuk menggelar halal bil halal di kediamannya. Ia mengingatkan agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan selama pelaksanaannya.
"Jadi sudah bisa langsung dan Alhamdulillah dengan situasi ini kita diizinkan juga untuk sholat Tarawih, maupun sholat saat Idul Fitri. Tentu kita harus menjaga prokes dan sudah dibolehkan halal bil halal, tetap harus menjaga prokes," ujar Airlangga.
Ekonom dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Dr Muzdalifah SE MSi, mengatakan pemerintah harus bisa memanfaatkan momen mudik Hari Raya Idul Fitri tahun ini untuk peningkatan perekonomian daerah secara maksimal.
"Semuanya sudah harus disiapkan saat ini guna menyambut kedatangan para pemudik mulai tata kelola objek wisata yang bagus, souvenir dan oleh-oleh dari pelaku UMKM dan sebagainya," kata dia baru-baru ini.
Tahun ini seiring dengan makin terkendalinya penyebaran Covid-19 yang salah satunya disebabkan tingginya capaian vaksinasi, maka mudik diperbolehkan dan hasil proyeksi secara nasional diperkirakan ada lebih dari 79 juta orang melakukan perjalanan pulang kampung halaman untuk Lebaran bersama.
Muzdalifah menyebut keluar dan masuknya orang pada satu wilayah provinsi atau kabupaten dan kota bahkan antarpulau untuk mudik sangat berdampak, tidak hanya tentang pergerakan orang tetapi juga pergerakan uang dari daerah asal ke daerah tujuan dan sebaliknya.
Aliran penduduk yang masuk sebagai pemudik tersebut berdampak pada maraknya kegiatan perekonomian daerah, mengingat mereka yang melakukan tradisi ini biasanya orang yang berhasil secara finansial.