MUI: Aturan Halal Bihalal Jangan Terlalu Ketat Tapi Disiplin Prokes

MUI imbau agar silaturrahim atau halal bihalal tetap menjaga prokes.

Republika/Aditya Pradana Putra
Syawalan atau halal bihalal Idul Fitri (ilustrasi)
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sekretaris Gerakan Nasional (Gernas) Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Majelis Ulama Indonesia (MUI), Azrul Tanjung, mengatakan, MUI memahami kerinduan umat untuk melakukan silaturrahim atau halal bihalal secara langsung. Sehubungan dengan itu, MUI menyarankan peraturan halal bihalal tidak usah terlalu ketat tapi harus tetap disiplin protokol kesehatan (prokes).

Azrul mengatakan, MUI memahami keinginan presiden yang meminta agar tidak ada makan dan minum dalam kegiatan halal bihalal. Tujuan presiden dalam rangka tetap menjaga masyarakat dari Covid-19.

"Tapi kita juga harus paham, masyarakat sudah dua tahun khususnya umat Islam tidak saling silaturrahim secara langsung, bahkan bagi organisasi-organisasi masyarakat yang sudah melakukan kongres, mungkin mereka belum pernah saling bertemu langsung lagi," kata Azrul kepada Republika, Selasa (19/4/2022).

Gernas Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi MUI melihat, kondisi kasus Covid-19 sudah mulai landai. Tentunya masyarakat juga punya rasa rindu untuk silaturrahim, termasuk makan-makan saat silaturrahim. Karena salah satu pelengkap silaturrahim adalah makan-makan.

Azrul mengingatkan agar silaturrahim atau halal bihalal tetap menjaga prokse. Lebih bagus lagi kalau pertemuan halal bihalal diperketat dengan tes antigen, sehingga akan lebih aman.

Ia menyampaikan, MUI berpengalaman menyelenggarakan musyawarah nasional secara langsung, bersyukur tidak ada klaster Covid-19 baru dari acara MUI.

"MUI juga menyelenggarakan kongres, karena penerapan prokesnya disiplin, semua peserta tes Swab, kita selalu mengingatkan ke peserta selalu menggunakan masker, disiapkan hand sanitizer di meja masing-masing, alhamdulillah kongres yang dihadiri presiden tidak membuat klaster baru," ujarnya.

Baca Juga


Menurut Azrul, tidak apa-apa diadakan halal bihalal dan makan-makan, tapi dijaga prokesnya supaya lebih kondusif dan tidak menimbulkan klaster baru.

Ia juga mengaku sudah shalat berjamaah di masjid. Tapi jamaah tetap menggunakan masker, membawa hand sanitizer, dan menjaga jarak. Sehingga jamaah tetap terjaga dari Covid-19.

"Saya kira kita tidak usah terlalu ketat tapi jangan terlalu longgar, jangan terlalu ketat tapi tetap disiplin dengan prokes. MUI memahami kerinduan umat untuk silaturrahim secara langsung," jelasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengimbau halal bihalal Idul Fitri 2022 tahun ini masyarakat tetap menerapkan prokes. Untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19 saat halal bihalal, Presiden Jokowi meminta agar tidak ada makan dan minum dalam kegiatan halal bihalal. Hal itu disampaikan Jokowi saat memimpin rapat terbatas tentang PPKM pada Senin (18/4/2022).

"Bapak presiden juga memberikan catatan terkait dengan kegiatan-kegiatan menjelang halal bihalal nanti, terutama untuk kegiatan halal bihalal diselenggarakan dengan protokol kesehatan dan diimbau untuk tidak ada makan minum," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam keterangan persnya, Senin (18/4/2022).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler