Ulama Palestina Tolak Serahkan Masjid Al Aqsa dalam Pengawasan Internasional
Menurutnya, sudah sewajarnya warga Palestina sendiri yang menjalankan Masjid Al Aqsa.
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pengkhutbah di Masjid Al-Aqsa Syekh Ekrema Sabri dengan keras menolak pengawasan internasional terhadap masjid suci ketiga umat Islam tersebut. Pernyataan itu dijelaskannya secara eksklusif kepada Kantor Berita Qatar.
Dilansir dari Gulf Times, Kamis (21/4/2022), ia mengatakan, Masjid Al Aqsa tidak dapat diserahkan kepada pengawasan internasional. Menurutnya, sudah sewajarnya warga Palestina sendiri yang harus menjalankan masjid suci tersebut.
Dia mengatakan, jika masjid Al Aqsa diberikan kepada pengawasan internasional, itu akan menjadi sesuatu yang tidak dapat dibatalkan oleh Palestina nanti. Sementara selama ini, Syekh Sabry mengatakan, penjajah Israel telah mengubah Al Quds menjadi barak militer, mencegah Muslim dan jamaah masuk. Dia juga mencatat tindakan Israel di dalam Masjid Al Aqsa melanggar hukum internasional dan semua agama.
Syekh Sabri menambahkan, tidak ada Muslim di dalam masjid di bulan Ramadhan yang diberkati sebagai akibat dari tindakan ilegal keji yang dilakukan oleh pasukan penjajah. Juga karena penyerbuan Israel yang terus berlanjut ke masjid, yang terakhir terjadi kemarin pagi.
Dia mengatakan pasukan penjajah Israel memaksa jamaah meninggalkan Masjid Al Aqsa, meneror mereka dengan berbagai cara dan memberlakukan pembatasan ilegal di daerah sekitar masjid, menutup pintu dan menyita identitas setiap anak muda yang datang dekat dengan masjid untuk menakut-nakuti mereka agar tidak kembali.
Israel disebutnya telah menutup pintu bagi siapa saja yang melakukan itikaf di dalam Masjid Al Aqsa, wanita yang berkeliling di dalam Masjid Kubah Batu, dan mengusir semua yang tersisa di luar Masjid Al Aqsa. Alasan penyerahan kepada internasional, yakni untuk melindungi Al Quds dan Al-Aqsa.
Dia mengatakan solusi sebenarnya adalah dengan diakhirinya segera penyerbuan Israel ke masjid, mendapatkan kembali kedaulatan Muslim atas masjid, mengakhiri campur tangan pendudukan dalam menjalankan Al Aqsa, dan mengakhiri kontrol pendudukan Israel atas masjid. Karena memang selama ini Israel mendikte siapa yang diizinkan masuk ke dalam masjid.
Mengenai argumen yang dibuat oleh sejumlah orang Yahudi tentang hak mereka untuk memasuki Masjid Al Aqsa dan menjalankan ritual keagamaan mereka, Syekh Sabri mengatakan klaim mereka hanyalah delusi. Menurutnya, Israel belum berhasil menemukan sedikit pun bukti secara historis menghubungkan masjid dengan sejarah Ibrani.
Dia juga meminta orang-orang Arab dan Muslim memikul tanggung jawab mereka, karena masjid itu milik umat Islam di seluruh dunia dan bukan hanya Palestina. Ia meminta semua negara yang berkumpul di Kerajaan Hashemite Yordania hari ini untuk membahas eskalasi Israel di Al Quds, dan menegaskan kembali hak Palestina menjalankan masjid, selain mengizinkan Muslim dengan kebebasan penuh menjalankannya.