Jasa Penukaran Uang Receh Mulai Padati Jalanan Bekasi
Mereka mengambil keuntungan dari jasa penukaran uang receh sebesar 10 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Jasa penukaran uang receh mulai memadati sejumlah ruas jalan protokol maupun kawasan permukiman padat penduduk di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, memasuki awal musik mudik Lebaran 2022. Mereka berburu pemudik yang ingin menukarkan uang baru.
Di Jalan Raya Pantura, Inspeksi Kalimalang, Jalan Cikarang-Cibarusah, hingga kawasan industri Lippo Cikarang dan Jababeka serta perumahan padat penduduk seperti Mega Regency Serang Baru dan Tambun Selatan, mulai terlihat jasa penukaran uang yang berderet dengan jarak 100-300 meter.
"Saya memilih buka di sini karena jalur ini merupakan jalur utama yang sering dilewati pemudik kendaraan roda dua dari Jakarta menuju Jawa Barat sampai Jawa Timur," kata seorang jasa penukaran uang, Marulian (23), di Jalan Pantura Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Ahad (24/4/2022).
Marulian mengaku, sudah menjalankan usaha penukaran uang receh ini sejak tahun 2018 lalu, setiap memasuki musim mudik Lebaran. Dan tahun ini, dia kembali menawarkan jasa tersebut bersama empat anggota keluarganya.
Pria yang bekerja sebagai buruh ini memanfaatkan waktu luang di luar jam kerja untuk menjalankan usaha jasa ini. Pada musim mudik tahun ini, dirinya sudah membuka usaha sejak H-20 hingga H-1 Lebaran nanti.
"Kalau lagi dapat shift kerja malam, saya mulai menukar dari pagi, terus pulang sore. Tapi kalau masuk kerja pagi, sore baru stand by, pulang jam delapan malam. Kalau sekarang masih sepi karena memang Lebaran masih lama. Kadang sehari hanya satu atau dua orang saja. Ramai itu biasanya H-7," katanya.
Sementara Seprianto (28 tahun) mengaku, memanfaatkan momentum mudik Lebaran untuk menambah pundi-pundi rupiah dengan membuka jasa penukaran uang receh di area bundaran jalan kawasan industri Hyundai, Kecamatan Cikarang Selatan. Dirinya menyiapkan uang receh mulai dari pecahan Rp 2-20 ribu dengan minimal penukaran sebesar Rp 100 ribu.
"Pecahan Rp2 ribu, 5 ribu, 10 ribu sampai 20 ribu. Kalau Rp 50 ribu tidak ada, karena bisa diambil lewat mesin ATM," katanya.
Dia mengambil keuntungan dari jasa penukaran uang receh sebesar 10 persen dari setiap nominal transaksi. Dan saat memasuki H-7 Lebaran, tarif naik menjadi 12 persen.
"Jadi kalau tukar sebanyak Rp 100 ribu, biayanya Rp 110 ribu. Kalau Rp 200 ribu jadi Rp 220 ribu. Pokoknya 10 persen tarifnya. Tapi H-7 jadi 12 persen," katanya.
Sepri mengaku, pada musim mudik tahun lalu dirinya bisa meraup transaksi hingga Rp 25 juta per hari, meski saat ini belum mampu menghasilkan banyak. Ini karena puncak transaksi baru dimulai tengah pekan depan.
"Kalau tahun ini mudah-mudahan lebih banyak lagi karena sudah diizinkan mudik oleh pemerintah," kata dia.