Jamaah Umroh akan Dilibatkan dalam Manasik Haji
IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Kementerian Agama Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan kegiatan manasik haji bagi calon haji tahun 2022 akan melibatkan jemaah yang baru pulang melaksanakan ibadah umrah saat pandemi COVID-19.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Mataram H Muhammad Amin mengatakan jamaah yang baru pulang umrah dilibatkan untuk berbagi pengalaman pelaksanaan ibadah di Tanah Suci di tengah pandemi COVID-19.
"Sedangkan untuk kegiatan manasik lainnya, kami tetap libatkan tim yang ada termasuk dengan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kota Mataram yang sudah pengalaman di lapangan," katanya.
Menurut Amin, kegiatan manasik haji tahun ini akan dioptimalkan untuk pengenalan lapangan sehingga tidak monoton dilaksanakan di dalam masjid dan Asrama Haji, terutama untuk kegiatan wukuf di Arafah dan mabit di Muzdalifah.
Untuk kegiatan mabit direncanakan akan dipraktekkan di Lapangan Sangkareang, dengan mempraktikkan langsung apa saja yang harus dilakukan selama mabit sehingga tidak hanya sekadar mengambil batu kerikil dan melempar jumrah.Begitu juga saat berada di padang Arafah, jemaah akan diajak praktik di Lapangan Malomba Ampenan.
"Dengan demikian, jemaah sudah mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah selama bermalam di Arafah," katanya.
Selain itu, lanjut Amin, praktik teknis saat berada di pesawat terutama tata cara menggunakan toilet pesawat juga penting dipraktikkan para jemaah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami akan usulkan ke pak wali kota untuk penyiapan miniatur toilet pesawat. Masalah toilet di pesawat sudah sering terjadi, karena jemaah tidak tahu cara penggunaannya sehingga terjadi genangan dalam toilet yang menghambat penerbangan," ujarnya.
Lebih jauh Amin mengatakan, kegiatan manasik tersebut akan dilaksanakan ketika sudah ada pengumuman secara pasti kuota terhadap calon haji yang akan diberangkatkan tahun ini."Jika 731 orang calon haji tahun 2020 tidak bisa diberangkatkan 100 persen, harapan kita bisa 50, 30 atau 20 persen," ujarnya.
Menurut Amin, ketika pemberangkatan tahun ini bisa berjalan lancar tanpa ada temuan kasus COVID-19 baru, tahun 2023 dan selanjutnya kuota pemberangkatan bisa normal bahkan ditambah setiap tahun."Hal itu bisa mengurangi daftar tunggu yang saat ini sudah mencapai 35 tahun," ujarnya.