Setelah Dua Tahun, Jalur Gentong Kembali Ramai Pemudik

Meski bermacet-macetan, sejumlah pemudik mengaku senang bisa pulang untuk Lebaran.

ANTARA/Adeng Bustomi
Sejumlah kendaraan pemudik menuju Bandung-Jakarta antre di jalur selatan Kadipaten Gentong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (28/4/2022). Pada H-3 Lebaran 2022 arus lalu lintas di jalur selatan Jawa Barat menuju Jawa Tengah terpantau padat dan diberlakukannya sistem satu arah untuk mengurai kemacetan.
Rep: Bayu Adji P Red: Yudha Manggala P Putra

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Ratusan pemudik dari berbagai daerah beristirahat di sebuah SPBU yang berada di Jalur Gentong, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (29/4/2022) sekitar pukul 20.30 WIB. Di tempat itu, para pemudik sejenak memulihkan tenaganya usai melintasi Lingkar Gentong.

Sebagian ada yang menyantap makanan, ada yang menyenderkan pundaknya di tembok, dan ada juga yang hanya sekadar berbincang dengan teman seperjalannya.

Ari (30 tahun) bersama keluarganya adalah beberapa di antara ratusan pemudik yang beristirahat di SPBU itu. Mereka yang berangkat dari Bandung ingin mudik ke Purworejo, Jawa Tengah, menggunakan mobil. Di tempat itu, mereka sejenak menenangkan diri usai sekitar 3,5 jam berkendara dari Bandung.

"Lumayan macet tadi di jalan," kata dia sambil beristirahat.

Ia mengisahkan, dalam perjalanan dari Bandung ke Tasikmalaya, terjadi kemacetan di sejumlah titik di Kabupaten Garut. Titik kemacetan itu adalah Pasar Lewo dan Pasar Malangbong.

Menurut Ari, dalam kondisi normal, perjalanan dari Bandung ke Tasikmalaya dapat ditempuh dalam waktu 2 jam. Namun, kali ini ia harus menghabiskan waktu lebih dari 3 jam.


Sejumlah pemudik beristirahat di SPBU yang berada di Jalur Gentong, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (29/4/2022) malam. - (Republika/Bayu Adji )

Salah seorang pemudik lainnya, Budi (32), juga mengaku sempat tersendat perjalannya menuju Tasikmalaya di wilayah Kabupaten Garut, tepatnya di Kecamatan Limbangan. Budi yang berangkat bersama istrinya dari Cimahi bahkan harus menempuh waktu sekitar 5 jam untuk sampai di wilayah Gentong Tasikmalaya.

"Saya tadi berangkat jam setengah empat, sampai sini jam delapan malam. Macetnya lumayan lama di Limbangan," kata dia.

Budi mengaku sengaja memilih beristirahat di Jalur Gentong. Sebab, wilayah itu sudah berada di tengah perjalanannya yang menuju Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya.

Selain itu, tempat istirahat di SPBU itu dinilai lumayan lengkap. Di tempat itu terdapat toilet, musholah, warung makan, dan ATM.

"Suasananya juga enak. Adem," ujar Budi.

Ia memperkirakan, dibutuhkan waktu 2 jam lagi untuk sampai di kampung halamannya. Namun, ia akan memacu sepeda motornya dengan santai lantaran hari sudah malam.

Budi mengaku, mudik Lebaran kali ini adalah yang pertama pertama setelah dua tahun absen. Karena itu, meski harus bermacet-macetan di jalan, ia tetap senang bisa pulang saat Lebaran.

"Macet ya wajar, soalnya banyak yang pulang pulang kampung juga sekarang," kata dia.

Seorang pemudik lainnya, Asep (37), juga beristirhat di SPBU itu bersama anak dan istrinya. Mereka mudik mengendarai sepeda motor dari Kabupaten Tangerang menuju Cilacap.

"Emang sengaja naik motor, mau santai di jalan," kata dia yang mengaku baru sekali mudik mengendarai motor berama anak dan istrinya.

Asep mengaku berangkat dari Tangerang usai sholat subuh. Kemudian, ia memacu sepeda motornya melalui Jalur Puncak, melintasi Bandung, dan sampai di Jalur Gentong. Artinya, butuh waktu 12 jam untuk sampai di SPBU Jalur Gentong.

"Emang jalannya santai, soalnya bawa anak," kata dia.

Meski memakan waktu lama, Asep mengaku senang bisa kembali mudik ke Cilacap. Sebab, untuk mudik pada tahun sebelumnya diperlukan siasat untuk bisa sampai kampung halaman.

Sejumlah pemudik beristirahat di SPBU yang berada di Jalur Gentong, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (29/4/2022) malam. - (Republika/Bayu Adji )



Salah seorang petugas parkir di SPBU yang berada di Jalur Gentong tersebut, Aang (42) mengatakan, banyaknya pemudik yang istirahat di tempat itu sudah terjadi sejak tiga hari terakhir. Hampir 24 jam, selalu ada pemudik yang datang untuk beristirahat.

"Memang di sini sering jadi tempat istirahat. Karena parkiran lega, suasanya adem, fasilitas juga lengkap," kata laki-laki asli Tasikmalaya itu.

Menurut dia, pemudik yang beristirahat di SPBU itu mayoritas menggunakan sepeda motor. Keramaian pemudik biasanya mulai muncul saat hari gelap.

Ia mengaku senang dengan kembali ramainya pemudik pada momen menjelang Lebaran di Jalur Gentong. Sebab, ramainya pemudik membawa berkah tersendiri baginya sebagai petugas parkir.

"Dua tahub kemarin mah zonk. Kalau sekarang, mulai normal lagi. Mangkanya saya bisa markir lagi. Kalau sepi, sama yang punya tidak boleh markir," kata dia.

Aang mengatakan, keberadaannya sebagai petugas parkir sudah diizinkan oleh pemilik SPBU. Ia bahkan harus menyetor uang Rp 50 ribu untuk memarkir kendaraan selama 12 jam. Namun, baginya setoran tak menjadi masalah. Pasalnya, ia bisa mendapat uang Rp 700 ribu dari memarkirkan kendaraan selama 12 jam di SPBU itu.

"Saya dapat bagian parkiran dari jam 5 sore sampai jam 5 subuh. Dapatnya 700 ribu, buat setoran 50 ribu. Lumayan bisa buat Lebaran," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
 
Berita Terpopuler