Carragher Jelaskan Perubahaan Besar Everton di Bawah Lampard
Everton bermain dengan bola-bola pendek di bawah Frank Lampard.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jamie Carragher telah menjelaskan perubahan besar yang telah dilakukan Frank Lampard untuk Everton selama empat pertandingan terakhir dan bagaimana hal itu dapat mempertahankan mereka di Liga Primer Inggris.
The Toffees mengalahkan mantan tim Frank Lampard Chelsea 1-0 pada Ahad (1/5/2022) untuk memperkecil selisih menjadi dua poin dari tim di zona aman. Hasil ini memberikan tekanan kembali pada Burnley dan Leeds United.
Gol Richarlison terbukti menjadi pembeda saat kiper Jordan Pickford melakukan sejumlah penyelamatan penting.
Pundit Sky Sports, Carragher, menyoroti pergantian gaya yang dimulai empat pertandingan lalu. Everton bermain dengan bola-bola pendek tapi juga bisa menggunakan taktik yang telah diterapkan oleh Jose Mourinho saat bekerja sama dengan Lampard di Chelsea.
"Saya benar-benar mengagumi apa yang dilakukan Frank dalam empat pertandingan terakhir," kata Carragher di acara Monday Night Football Sky Sports, dikutip dari Liverpool Echo, Selasa (3/5/2022).
Carragher menuturkan bahwa Frank punya banyak pengalaman di Derby County, sebelumnya di Chelsea dan sekarang di Everton. Menurutnya, itu menunjukkan hasrat bermain sepak bola Lampard. Carragher mengkategorikan apakah Lampard ingin bermain seperti Pep Guardiola atau Jose Mourinho.
"Jose Mourinho memberi pengaruh besar pada karier kepelatihannya, tapi kita telah melihat tahap awalnya, dia ingin bermain dari belakang. Dia ingin menjadi manajer seperti Pep Guardiola. Apa yang terjadi adalah, mereka menjadi seperti Jose Mourinho dalam dua pertandingan terakhir," katanya.
Tidak hanya menggunakan kemenangan atas tim London barat sebagai contoh, Carragher menarik kembali ke pertandingan pertama Lampar di Everton. The Toffees bermain dari belakang melawan Newcastle United.
Mantan pemain internasional Inggris kemudian menganalisis serangan baru-baru ini melawan Manchester City, dengan tim masih berusaha memainkan operan pendek untuk mengalahkan tekanan yang diberikan lawan.
"Ketika Frank pertama kali masuk, dia mencoba untuk mendapatkan bola, membuat operan ke belakang melalui lini tengah yang berubah. Yang benar-benar menarik saat Anda melangkah lebih jauh di sini adalah bahwa jumlah penyerang yang sebenarnya cukup mirip, meskipun mereka begitu banyak penguasaan," katanya.
Dia mengatakan, untuk mengetahui bagaimana pelatih ingin mengatur permainan dapat dilihat dari apa yang mereka lakukan ketika penjaga gawang mendapat bola.
"Saya ingin kembali ke pertandingan pertama Frank Lampard sebagai manajer Liga Primer untuk Everton, itu tandang di Newcastle. Ini adalah tiga menit dan bola masuk ke Jordan Pickford. Sekarang jangan lupa itu permainan menekan, Newcastle berada di bawah sana, tim Eddie Howe suka menekan dari depan, Frank akan baik-baik saja menyadari itu," jelasnya.
Newcastle saat itu tidak turun dan membiarkan Everton bermain. Ada tiga pemain depan dari Newcastle. Mereka siap untuk maju dan menekan, mereka ingin Everton bermain dari belakang. Itu dapat dilihat dari permainan Jordan Pickford.
"Inilah yang akan coba dimasukkan Frank ke dalam mereka. Itu sedikit berbeda di bawah Rafa tapi itulah yang ingin dilakukan Frank Lampard melawan Man City. Alasan saya ingin menunjukkan ini karena mirip dengan Chelsea dan Liverpool, dua tim papan atas, salah satu tim menekan terbaik juga," jelasnya.
Meski demikian, Carragher menilai Lampard sadar tak selamanya timnya bisa bermain ideal dengan penguasaan bola, bermain dari kiper tanpa umpan jauh, dan menekan. Dalam kondisi tidak ideal inilah ia melihat tim asuhan Lampard bermain dengan gaya Mourinho.