Pendapatan Turun Kuartal I, Laba Bersih ADHI Tetap Naik
Laba bersih ADHI naik 27 persen jadi Rp 8,68 miliar
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adhi Karya Tbk (ADHI) membukukan pertumbuhan laba bersih pada kuartal I 2022. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis dalam keterbukaan informasi Bursa, ADHI mencetak laba bersih sebesar Rp Rp 8,68 miliar.
Perolehan laba bersih tersebut meningkat 28,78 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 6,74 miliar. Laba bersih ADHI berhasil naik meski pendapatan usaha mengalami penurunan.
Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, pendapatan usaha ADHI tercatat mencapai Rp 1,99 triliun. Perolehan tersebut turun 6,13 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,12 triliun.
Secara terperinci, pendapatan usaha ADHI tersebut berasal dari divisi engineering dan konstruksi Rp 1,46 triliun, properti serta hospitality Rp 235,53 miliar. Selain itu pendapatan manufaktur menyumbang Rp 155,11 miliar serta investasi dan konsesi Rp 132,50 miliar.
Di sisi lain, ADHI mencatatkan penurunan pada beban pokok pendapatan menjadi Rp 1,68 triliun dari Rp 1,79 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Adapun laba kotor turun 6,98 persen dari Rp 325,5 miliar pada kuartal I 2021 menjadi Rp 302,81 miliar per 31 Maret 2022.
Sebagai informasi, ADHI membukukan kinerja positif sepanjang 2021. Sampai Desember 2021, pendapatan perseroan naik 6,5 persen menjadi Rp 11,5 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 10,8 triliun.
Pertumbuhan pendapatan turut mendongkrak laba kotor emiten pelat merah ini menjadi Rp 1,8 triliun. Sementara laba bersih perseroan melesat 130,2 persen menjadi Rp 55,2 miliar dari laba bersih tahun 2020 sebesar Rp 23,97 miliar.
"Hal ini karena adanya efisiensi pada beban usaha dan peningkatan pendapatan ventura bersama (proyek Join Operasi)," kata Sekretaris Perusahaan, Farid Budiyanto dalam keterangan resminya dikutip Selasa (22/3).
Total aset ADHI hingga akhir 2021 tercatat mencapai Rp 39,9 triliun, sedangkan liabilitas perseroan pada periode yang sama mencapai Rp 34,2 triliun. Sementara ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 5,7 triliun.