Shanghai Perpanjang Lockdown Covid-19 Hingga Akhir Mei

Lockdown dilakukan meski Shanghai telah mencatat penurunan jumlah kasus Covid-19

AP Photo/Andy Wong
Komuter berjalan keluar dari kereta bawah tanah di tengah hujan selama jam sibuk pagi hari Rabu, 27 April 2022, di Beijing. Otoritas kota Shanghai mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka akan memulai putaran pengujian selama beberapa hari ke depan
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Shanghai memperketat karantina atau lockdown Covid-19 untuk menghilangkan infeksi di luar area karantina pada akhir Mei. Karantina kemungkinan akan bervariasi di 16 distrik karena beberapa telah mencapai target.

Baca Juga


Karantina ketat dan pembatasan sosial akan dilanjutkan hingga akhir Mei, meskipun Shanghai telah mencatat penurunan jumlah kasus Covid-19. Perpanjangan penguncian dilakukan karena pemerintah Shanghai khawatir terjadi peningkatan kasus, ketika pembatasan dilonggarkan dengan cepat.

Pemerintah Shanghai mempercepat dan memperluas upaya untuk memindahkan kontak dekat kasus positif Covid-19 ke pusat karantina. Beberapa penduduk mengatakan, mereka diminta untuk pindah ke fasilitas karantina meskipun hasil tes Covid-19 mereka negatif. Langkah itu diambil setelah ditemukan kasus positif Covid-19 di wilayah tempat tinggal mereka.

Penduduk lain mengatakan, pada Sabtu (7/5/2022) mereka mendapatkan pemberitahuan bahwa mereka tidak boleh meninggalkan rumah, atau menerima pengiriman selama seminggu. Hal itu sebagai bagian dari upaya untuk mencapai tujuan nol kasus Covid-19 di tingkat masyarakat.

Shanghai melaporkan ribuan kasus setiap hari. Sebagian besar terjadi di daerah tertutup seperti fasilitas karantina, dan perumahan. Shanghai telah berupaya untuk mengakhiri penularan Covid-19 di komunitas dalam menghadapi varian Omicron yang menular.  Pihak berwenang awalnya bertujuan untuk mencapai tujuan nol kasus Covid-19 pada 20 April. Tetapi merek hanya berhasil melakukannya di dua distrik.

Pada Sabtu, pihak berwenang di distrik Putuo dan Changning mengeluarkan pemberitahuan yang mengatakan bahwa penghuni kompleks perumahan yang diklasifikasikan sebagai daerah "pencegahan" berisiko paling rendah tidak dapat meninggalkan kompleks mereka. Seorang penduduk di distrik Pudong New Area mengatakan kepada Reuters bahwa, dia telah menerima pemberitahuan serupa dari kompleksnya. 

Di distrik Xuhui, penduduk dari sembilan kompleks perumahan mengatakan kepada Reuters bahwa, mereka mendapatkan pemberitahuan dari komite lingkungan agar tidak keluar rumah atau menerima pengiriman setidaknya selama seminggu. Pembatasan akan dilakukan hingga 15 Mei.

"Ini untuk mencapai 'nol kasus di tingkat komunitas' sesegera mungkin dan memungkinkan penguncian dicabut," kata pemberitahuan di Xuhui yang dilihat oleh Reuters.  

Salah satu komite lingkungan mengatakan, demi keselamatan komunitas, mereka harus memindahkan semua penghuni dari satu gedung dan mendisinfeksi area tersebut. Langkah itu diambil karena seorang penduduk dinyatakan positif Covid-19.

Sebuah video di media sosial menunjukkan, polisi berbaju hazmat berdebat dengan penduduk yang telah mendapatkan pemberitahuan bahwa mereka harus pindah ke fasilitas karantina karena seorang tetangga dinyatakan positif Covid-19. Namun Reuters tidak dapat memverifikasi video tersebut secara independen.

“Ini agar kami dapat menghilangkan kasus positif secara menyeluruh  Berhentilah bertanya mengapa, tidak ada alasan. Kami harus mematuhi pedoman nasional dan kebijakan pengendalian epidemi," kata seorang petugas.

Shanghai telah mencapai nol Covid-19 di seluruh kota di luar area karantina hanya dua kali, yaitu pada 30 April dan 1 Mei. Sejak itu, kasus harian mencapai dua digit.  Pejabat Shanghai mengatakan, distrik tanpa kasus di luar karantina selama tiga hari berturut-turut dianggap telah mencapai tujuan.

Pada Sabtu, Shanghai melaporkan 11 kasus di luar area karantina di lima distrik. Para pejabat telah memberikan sedikit kejelasan tentang bagaimana mereka pada akhirnya akan mencabut penguncian, dan memperingatkan publik agar tidak berpuas diri. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler