Elon Musk Berencana Buka Blokir Trump di Twitter
Menurut Elon Musk, blokir permanen akan mengecilkan kepercayaan di Twitter.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elon Musk, yang baru saja membeli Twitter, menyatakan akan membuka blokir terhadap akun milik Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump. Musk menyebut dirinya sebagai "absolutis kebebasan berbicara", tapi, tidak memberikan rincian soal rencananya ini.
Saat berbicara dalam konferensi Financial Times, Musk mengatakan, dia dan salah seorang pendiri Twitter, Jack Dorsey, meyakini blokir permanen seharusnya "sangat jarang" dan hanya boleh untuk akun yang menjalankan bot atau menyebarkan sampah (spam). Cicitan yang "salah dan buruk" harus dihapus atau dibuat tidak bisa dilihat, namun, akun hanya diblokir sementara, menurut Musk.
"Saya rasa blokir permanen mengecilkan kepercayaan di Twitter sebagai alun-alun kota, tempat semua orang bisa bersuara," kata Musk.
Memblokir akun Trump, menurut sang miliuner, hanyalah memperluas pandangan politik Trump. Dia menyebut keputusan memblokir "bodoh sekali".
Twitter memblokir Trump secara permanen tidak lama setelah peristiwa kerusuhan Capitol pada 6 Januari 2021. Cicitannya dinilai memicu kekerasan. Musk, yang masih menjabat CEO Tesla, membeli Twitter senilai 44 miliar dolar AS beberapa waktu lalu. Dia diperkirakan akan menjadi CEO temporer setelah akuisisi selesai.