Antisipasi PMK, Sleman Bentuk Tim Gugus Tugas
Langkah tersebut sebagai antisipasi menularnya penyakit mulut dan kuku.
REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Pemkab Sleman mengimbau masyarakat agar menunda memasukkan atau membeli ternak dari luar Kabupaten Sleman. Bupati Sleman, Kustini Purnomo mengatakan, saat ini Pemkab Sleman tengah mengawasi ketat masuknya sapi dari luar Sleman.
Langkah tersebut sebagai antisipasi menularnya penyakit mulut dan kuku (PMK) di Bumi Sembada. Apalagi, Kustini mengingatkan, awal pekan ini sudah ada laporan kalau ada sekitar 1.247 ternak di Jawa Timur yang dinyatakan terserang PMK.
"Untuk itu, kami melakukan antisipasi dengan membentuk tim monitoring," kata Kustini, Rabu (11/5/).
Kustini menyampaikan, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman sudah diminta untuk membentuk tim gugus tugas tingkat kabupaten dan kapanewon. Tim ini salah satu tugasnya berkoordinasi dengan pemangku-pemangku kepentingan terkait.
Khususnya, Dinas Pertanian dan Ketahanan DIY dan Balai Karantina Pertanian Yogyakarta untuk turun ke lapangan. Hal itu dilakukan dalam rangka mengecek kondisi sapi pasar hewan dan mengawasi ketat ke luar masuk ternak di Sleman.
Nantinya, tim ini akan melakukan uji sampling terhadap hewan ternak yang ke luar masuk di Kabupaten Sleman. Sebagai bentuk antisipasi kita, tim tersebut akan pula melakukan sosialisasi secara langsung kepada petugas-petugas teknis lapangan.
Kemudian, melakukan edukasi pasar hewan, rumah potong hewan, koperasi peternakan, kelompok ternak, peternak dan pelaku usaha peternakan. Kustini meminta seluruh peternak waspada dan meningkatkan kebersihan kandang agar sapi tidak terinfeksi PMK.
"Juga tolong kepada kelompok peternakan segera berkonsultasi dengan pos kesehatan hewan bila ternaknya terdapat indikasi yang mengarah ke PMK agar segera dilakukan langkah penanganan selanjutnya," ujar Kustini.
PMK sendiri merupakan penyakit hewan menular karena serangan virus ke ternak seperti sapi, kerbau, kambing, kuda dan babi, namun tidak menular ke manusia. Gejala paling umum dari ternak yang terinfeksi ada demam dan pembentukan lepuh.
Selain itu, ada gejala seperti bisul maupun koreng di mulut, lidah, hidung, kaki dan puting. Ternak yang terinfeksi biasanya depresi, enggan bergerak dan hilang nafsu makan, turun produksi susu, turutn berat badan dan pertumbuhannya buruk.