IDAI Sebut Terapi Definitif untuk Hepatitis Akut Belum Ada, Artinya?
Anak dengan gejala hepatitis akut perlu dibawa ke rumah sakit tipe A atau B.
Republika
Anak yang terindikasi terinfeksi hepatitis akut misterius biasanya mengalami peningkatan enzim hati, mual, diare, gejala saluran pencernaan, dan demam.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Reiny Dwinanda
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan bahwa hingga kini belum ada obat terapi definitif untuk hepatitis akut misterius. Ketua IDAI Solo Hari Wahyu Nugroho menjelaskan, hepatitis akut misterius diduga disebabkan oleh virus.
"Pada penyakit infeksi virus, sampai saat ini belum ada terapi yang definitif. Artinya, belum ada terapi obat yang spesifik membunuh virus hepatitis akut misterius," ujar Hari saat berbicara di konferensi virtual, Rabu (11/5/2022).
Hari mengatakan bahwa langkah terpenting adalah pencegahan. Ia meminta masyarakat mengetahui cara penularan hepatitis akut misterius, yaitu melalui kotoran manusia yang masuk ke dalam mulut melalui perantara tangan. Oleh karena itu, ia mengingatkan untuk menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"PHBS ini termasuk mencuci tangan pada saat akan makan, memastikan kebersihan alat-alat makan, dan kebersihan makanan yang dibeli di restoran atau warung. Ini harus diperhatikan," katanya.
Anak yang terindikasi terinfeksi hepatitis akut misterius biasanya mengalami peningkatan enzim hati, mual, diare, gejala saluran pencernaan, dan demam. Orang tua perlu segera membawa buah hatinya untuk berobat ke rumah sakit tipe A atau B yang memiliki fasilitas kesehatan lengkap jika mendapati gejala tersebut.
Dengan begitu, pelayanan kesehatan bisa diberikan secara optimal dan pemeriksaannya bisa dilakukan secara lengkap. Menurut Hari, pengobatan hepatitis akut misterius perlu dilakukan di fasilitas kesehatan ini karena untuk memeriksa hepatitis, terutama D dan E di Indonesia masih cukup sulit. Bahkan, ia menyebutkan beberapa laboratorium swasta sampai harus mengirim sampel dugaan penyakit ini ke luar negeri.
Di kesempatan yang sama, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, hepatitis akut misterius belum diketahui penyebab pastinya meski terungkap mengandung adenovirus. Penyakit ini gejalanya dapat berkembang menjadi berat saat menyerang anak-anak.
Nadia mengutip catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa anak-anak yang terinfeksi hepatitis akut misterius berusia antara satu bulan sampai 16 tahun. Sementara itu, di Indonesia, tercatat 15 kasus hepatitis akut misterius hingga Rabu (11/5/2022).