Hari Keluarga dan Eksistensi Kita
Keluarga bagai muara dan telaga sejauh kelana.
Keluarga bagai muara dan telaga sejauh kelana. Keluarga mengikat semua eksistensi kita. Bahkan eksistensi spirituil kita.
Sejatinya keluarga bukan suatu ikatan lembaga semata.namun lebih dari itu. Keluarga ialah tubuh dan jiwa.hati dan pikiran.
Hubungan keilahian dan motif motif kebenaran menjadi ikatan yang kuat di tengah laju perubahan budaya yang abai dan permisif.
Sebagai unit terkecil dari kultur budaya kita, keluarga bagai intigen yang memengaruhi perjalanan individu, pengembaraan dan harapannya.
Sering disebut dalam firman Mulia, bahwa keluarga ideal menjadi imam bagi kaum yang takwa. Namun, secara praktis, untuk mencapai idealita itu, mungkin bisa bermula dari tradisi bermakmum kepada orang orang/keluaga yang takwa. Menjadikan keluarga kita berada di atas jalur yang di lalui oleh keluarga takwa. Atau selalu dekat dengan kelompok dan majelis yang disertai oleh keluarga takwa.
Sehingga ia mewarnai keluarga kita. Perlahan sambil terus mengharapkan irsyad/bimbingan dari yang Maha Pemberi Petunjuk.