Jika Diusung, Airlangga-Ridwan Kamil Dinilai Jadi Pasangan Terlemah
Elektabilitas Ridwan Kamil dinilai tertinggal dibanding Anies, Sandiaga, Ganjar.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah memprediksi pasangan Airlangga Hartarto - Ridwan Kamil bakal jadi pasangan terlemah di Pilpres 2024 jika nantinya komposisi pasangan itu dibentuk. Hal itu disampaikan Dedi menyikapi pertemuan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) bertemu dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dua hari setelah Partai Golkar bersama PAN dan PPP membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"Jika dibandingkan dengan tokoh dari koalisi Golkar, memang RK jauh lebih potensial. Terlebih hadirnya PAN dalam pertemuan itu bukan tidak mungkin PAN mengincar RK sebagai kandidat cawapres, meskipun jika terjadi pasangan Air-RK ini pasangan terlemah dari Prabowo, Anies, atau Ganjar," kata Dedi kepada Republika, Senin (16/5/2022).
Dedi menuturkan Ridwan Kamil dalam konstelasi politik tokoh potensial termasuk yang paling kecil peluangnya. Elektabilitas Ridwan Kamil dinilai tertinggal dibandingkan dari Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Ganjar Pranowo yang juga merupakan tokoh non peluang keterusungan. Sementara dari sisi tokoh berpeluang terusung, Ridwan Kamil semakin tertinggal dibandingkan dengan Prabowo, Puan, AHY atau Airlangga.
"Kondisi ini membuat RK makin kehilangan sinarnya, bahkan untuk skema cawapres sekalipun," ujarnya.
Namun demikian pertemuan Ridwan Kamil dengan Airlangga dan Zulkifli dinilai penting untuk menjaga keterusungan Ridwan Kamil baik di Pilpres maupun di Pilgub. Menurutnya untuk konstelasi Pilgub, Ridwan Kamil bisa disebut di atas angin, meskipun kembali menguat sentimen loyalis Dedi Mulyadi yang siap menyulitkan pergerakan RK.
"Bisa menguntungkan keduanya, RK bisa menjadi tokoh simpul pemilih Jabar, dengan bargaining keterusungan di Pilgub Jabar 2024. Ini tawar menawar yang baik dan mudah terealisasi," ungkapnya.
Sebelumnya Dedi menganalisa akan sulit bagi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bisa menang dalam Pilpres 2024 jika tetap mengusung Airlangga Hartarto sebagai calon presiden (capres). Sebab menurutnya sampai saat ini elektabilitas Airlangga cenderung masih sangat rendah.
"Elektabilitas Airlangga terutama dalam catatan IPO itu masih cukup rendah jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh lain baik itu dari kalangan parpol maupun non partai politik," kata Dedi di kanal Youtube miliknya dilihat hari ini.
Menurutnya peluang bubarnya KIB juga semakin besar mengemuka jika muncul nama-nama lain yang lebih kuat ikut dalam kontestasi pilpres 2024 seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Jika dibanding nama tersebut, elektabilitas Airlangga masih sangat rendah.
"Bahkan dengan Puan Maharani sekalipun di mana Puan Maharani dianggap sebagai tokoh yang lebih muda, lebih baru, juga sudah mengungguli perolehan elektabilitas Airlangga Hartarto," ujarnya.