Harga Daging Sapi di Solok Masih Tinggi Usai Lebaran

Harga daging sapi di Kota Solok mencapai Rp 160 ribu per kilogram

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pembeli memilih daging sapi di salah satu kios di pasar. Harga daging sapi di Kota Solok mencapai Rp 160 ribu per kilogram. Ilustrasi.
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK - Harga daging sapi di Pasar Raya Kota Solok, Sumatra Barat, saat ini tercatat masih tinggi. Harga daging sapi mencapai Rp 160 ribu per kilogram, masih lebih tinggi dari harga sebelum Lebaran 2022 yang hanya Rp 120 ribu per kg.

Baca Juga


"Untuk daging sapi ini tergantung kualitasnya, ada juga pedagang yang mulai menjual Rp 150 ribu per kilogramnya. Akan tetapi masih belum turun ke harga semula Rp 120 per kilogram," kata Analis Ketahanan Pangan Kota Solok Rico Andria Budi di Solok, Kamis (19/5/2022).

Menurut Rico, tingginya harga daging sapi tersebut disebabkan karena stok sapi di Kota Solok rendah sedangkan permintaan terus meningkat. "Sehingga, menyebabkan harga daging sapi tidak kunjung turun," ujar dia.

Ia menyebut meningkatnya permintaan daging sapi di pasar raya Solok sudah berlangsung sejak seminggu menjelang Lebaran. Awalnya, harga daging sapi naik dari Rp 120 ribu menjadi Rp 140 ribu per kilogram. Kemudian harga naik lagi menjadi Rp 150 ribu hingga Rp 160 ribu per kilogram.

Selain itu, Rico juga mengatakan kenaikan harga daging sapi saat ini juga disebabkan karena jumlah sapi hidup yang dipotong di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kota Solok berkurang. "Kenaikan harga daging sapi ini juga terimbas penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap hewan ternak yang beredar saat ini," jelasnya.

Akibatnya, hewan yang dipasok dari luar tidak masuk lagi ke Kota Solok sehingga saat ini hanya mengandalkan sapi lokal yang ada di Kota Solok sementara permintaan masih meningkat. "Ditambah lagi, saat ini daging dari Bulog tidak memasuki Kota Solok sehingga itulah yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga sapi karena kelangkaan daging sapi itu," ucap dia.

Menurut Rico, dengan harga sapi yang melambung tinggi mencapai Rp 160 ribu tersebut masyarakat pun juga tidak sanggup membeli karena terlalu tinggi harganya. Untuk memastikan ketersediaan daging menjelang perayaan Hari Raya Kurban nanti, biasanya Dinas Pangan bersama Dinas Pertanian, Bidang Perekonomian, Setda, dan Rumah Potong Hewan (RPH) mengadakan survei Hari Besar Kebesaran Nasional (HBKN) menjelang hari raya Kurban setiap tahunnya.

"Jika saat survei ditemukan harga daging sapi naiknya berlebihan, maka diimbau untuk menurunkan harga ke para pedagang," kata dia.

Harga daging ayam juga mengalami kenaikan harga sejak Idulfitri 1443 Hijriah hingga sekarang, yakni dari Rp 25 ribu per kilogram menjadi Rp 30 ribu per kilogramnya. "Faktor yang menyebabkan harga ayam masih naik juga karena ketersediaannya berkurang dan permintaan masih meningkat hingga saat ini," kata Rico.

Seorang warga Kota Solok Tirta Syanin (29) mengaku tidak sanggup membeli daging sapi dengan harga yang belum juga turun. "Kalau harga daging masih tinggi, saya lebih memilih beli ikan saja dulu untuk keluarga," ungkapnya. Ia mengatakan saat ini daging juga tidak terlalu menjadi kebutuhan pokok di rumahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler