Disdik Depok Izinkan Study Tour dan Kantin Sekolah Buka
Pembukaan kantin sekolah di Depok dibatasi 75 persen kapasitas
REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk tingkat SMA dan SMK di Kota Depok sudah diperbolehkan 100 persen. Sedangkan untuk kegiatan study tour juga sudah diperbolehkan. Namun, untuk aktivitas berbelanja di kantin sekolah masih dibatasi, hanya boleh 75 persen.
"PTM di Kota Depok sudah boleh 100 persen dan juga untuk kegiatan study tour juga sudah diperbolehkan. Untuk aktivitas jajan para siswa Aat jam istirahat di kantin sekolah masih dibatasi 75 persen," ujar Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat (Kadisdik) Jabar, Dedi Supandi saat bersilahturahmi dan diskusi dengan para wartawan di Kantor PWI Kota Depok, Kamis (19/5/2022).
Dedi yang didampingi Kepala Cabang Disdik (KCD) Wilayah II Depok-Bogor, Otin Matini menjelaskan, untuk proses PTM 100 persen, pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. "Seluruh siswa dan guru serta setiap orang yang hadir di lingkungan sekolah baik tetap wajib pakai masker. Setiap sekolah juga tetap wajib menyediakan sarana dan prasarana cuci tangan, sabun dan handsanitizer," ujarnya.
Sedangkan untuk aktivitas study tour, pihaknya sudah memperbolehkan, namun disarankan kunjungannya hanya di wilayah yang ada di Jabar. "Jadi, sebaiknya study tour dilakukan hanya di wilayah Jabar saja. Misalnya, untuk siswa SMA atau SMK di Kota Depok lakukan studi tour di Pantai Pangandaran, Kampung Terasering di Majalengka atau ke Kampung Batik Indramayu. Begitu juga sebaliknya dari siswa di daerah Jabar lainnya, bisa mengunjungi tempat wisata religi Kubah Emas di Kota Depok," tuturnya.
Ia menambahkan, sedangkan untuk kantin sekolah dibatasi 75 persen agar tidak terjadi penumpukan dalam satu tempat, mengingat perubahan pandemi menuju endemi masih secara bertahap. "Misalnya, ketua kelas mengakomodir temannya yang mau jajan. Jadi saling nitip mau jajan atau makan apa," kata Dedi.
Menurut Dedi, Disdik tetap akan terus memantau perkembangan PTM 100 persen di seluruh SMA dan SMK di Jabar. "Kami tidak ingin kembali terjadi penyebaran Covid-19 atau muncul klaster baru. Untuk itu, saya minta seluruh satuan pendidikan di Jabar tetap waspada dan taat prokes," ujarnya.