Lafadz Niat dan Keutamaan Puasa Senin Kamis
Puasa sunnah bisa mensucikan dari sifat-sifat dusta dan perkataan kotor.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senin dan Kamis adalah hari yang luar biasa. Puasa adalah amalan, dan dengan mengikuti sunnah pada hari Senin dan Kamis, kita dapat menghindari nafsu duniawi dan siksaan neraka.
Rasulullah (SAW) bersabda: "Bahwasanya Rasulullah SAW adalah orang yang paling banyak berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Ketika ditanya tentang alasannya, Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya segala amal perbuatan dipersembahkan pada hari Senin dan Kamis, maka Allah akan mengampuni dosa setiap orang muslim atau setiap orang mukmin, kecuali dua orang yang bermusuhan. Maka Allah berfirman, Tangguhkan keduanya." (HR. Ahmad).
Ada beberapa manfaat yang akan kita dapatkan jika kita secara istiqamah menjalankan puasa sunnah Senin Kamis. Dengan puasa bisa mensucikan dari sifat-sifat dusta dan perkataan kotor.
Dikutip dari kitab Ash Shiyam fil Islam fii Dhouil Kitab was Sunnah karangan Sa’id bin Wahf bin ‘Ali Al Qohthoni terbitan Maktabah Al Malik Fahd, puasa ini biasa dilakukan pada setiap pekan di dua hari tersebut. Keutamaannya bisa menghapus kesalahan dan meninggikan derajat, serta memang dua hari tersebut adalah saat amalan diangkat di hadapan Allah sehingga sangat baik untuk berpuasa saat itu.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau bersabda:
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR. An Nasai no. 2362 dan Ibnu Majah no. 1739. All Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dikutip dari buku Puasa yang Masyru’ dan Tidak Masyru' karangan Isnan Ansory terbitan Rumah Fiqih Publishing, puasa Senin dan Kamis adalah puasa yang dilakukan pada Senin dan Kamis. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan alasan puasanya pada kedua hari ini:
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ اْلإِثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
”Sesungguhnya amal manusia itu dilaporkan setiap hari Senin dan Kamis. Dan aku suka saat amalku diperlihatkan, aku sedang dalam keadaan berpuasa.” (HR. Abu Daud dan Nasai)
Dari Abu Qatadah al-Anshari RA, Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa pada Senin, lantas beliau menjawab:
"Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku." (HR. Muslim).
Niat puasa sunnah Senin
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
"Nawaitu Shouma Yaumal Itsnaini Sunnatal Lillaahi Ta'aalaa."
Artinya: "Saya niat puasa pada hari Senin, sunat karena Allah Ta'aalaa."
Niat puasa sunnah Kamis
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
"Nawaitu Shouma Yaumal Khomiisi Sunnatal Lillaahi Ta'aalaa."
Artinya: "Saya niat puasa pada hari kamis, sunat karena Allah Ta'aalaa."